Sabtu, 30 Desember 2017

Yunita permata sari 15711036

Nama : Yunita Permata sari
Npm : 15711036

KPID LAMPUNG AWARD 2017

Ajang Penghargaan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Lampung Award 2017 dibuka dengan "Tema Penyiaran Sehat Menuju Lampung Yang Helaw" yang dilaksanakan diGedung Mahligai Pasca Sarjana Universitas Bandar LAmpung, Selasa,28 November 2017. Kegiatan dihadiri Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo, Ketua KPID LAmpung, Ketua DPRD Prov Lampung, Kabid Humas Polda Lampung, Komisioner KPID LAmpung, Kadis Kominfotik, Tokoh Masyarakat, Mahasiswa, Media Dan Penyiar TV, Radio Lampung.
Dalam Sambutannya Ketua KPID Lampung Bpk M.Thamrin S.Hut Mengatakan Kegiatan Ini Merupakan Apresiasi kami kepada penyiar baik media, siaran Tv/ Radio, kami ingin memberikan penghargaan sebanyak 15 kategori yang akan diperebutkan 35 radio dan 20 televisi.
Kategori Buletin Berita Dimenangkan Oleh Radar Tv, Kategori Talks Show dimenangkan Oleh TVRI Lampung, Penyiar Radio Terbaik Dimenangkan Adi Ardiansyah Dari Radio Saba Putra, Penyiar TV Terbaik dimenangkan Oleh Yudiin Samantha Dari Tegar TV dan 11 Kategori Lainnya.
Harapannya bahwa Media, Penyiar TV/Radio mempunyai peran besar dalam Pembangunan Provinsi Lampung dan mempunyai satu tekad menuju lampung helaw, saya sangat berterimakasih kepada Gubernur Lampung karena Pak Gubernur Lampung adalah gubernur yang peduli akan penyiaran (Gubernur Lampung Mendapatkan Pengharagaan Sebagai satu satunya Gubernur Yang Peduli Penyiaran Daerah).
Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo Dalam Sambutannya mengatakan,"Untuk Memajukan Penyiaran dan informasi yang ada diprovinsi lampung kita harus memperhatikan kualitas, penyiaran dan informasi harus sehatdan positif, sehingga penyiaran dapat menghadirkan negara dan rasa kebhinekaan pada masyarakat dan tentunya diri kita masing-masing, Selamat Bagi Pemenang Award KPID 2017 Semoga Pemenang Dapat Menjadi Contoh Untuk Kedepannya Dan Bagi Yang Belum Menang Tetap Bersemangat Dan Bersaing Dengan Sehat Dan Positif.
Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo meminta lembaga penyiaran di Provinsi Lampung memproduksi siaran yang mencerdaskan, sehat, dan bermanfaat. Produksi siaran juga dituntut inovatif, mendidik, informatif, sehat, dan menghibur.
Gubernur Ridho mengapresiasi KPID Lampung atas penghargaan bagi lembaga penyiaran yang menampilkan program siaran bermutu. “KPID Award ini barometer kompetisi sehat dan tidak kalah pentingnya adalah wadah silaturahmi antar insan penyiar. Khususnya media siaran yang menjadi salah satu alat kontrol penyelenggaraan pemerintah daerah.


Creativity Innovation Technology Entrepreneurship (CITE) 2017

Creativity, Innovation, Technology Entrepreneurship (CITE) 2017 yang digelar Pasca Universitas Bandar Lampung (UBL) di Mahligai Agung Convention Hall, Kampus Dra. Hj. Sri Hayati Barusman, Senin (23/10/2017) lalu menghadirkan lebih dari 100 produk inovatif. Total 64 peserta yang memamerkan produk inovatifnya. Para peserta meliputi dari Perguruan Tinggi International, Perguruan Tinggi Lokal seperti  Universitas Lampung, UBL, IBI Darmajaya, Universitas Teknokrat Indonesia, UIN Radin Intan dan para lembaga penelitian setingkat SMA/SMK. Para peserta saling memamerkan hasil karyanya dengan menampilkan produk karya mereka di booth stand yang sudah disiapkan.
Gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo, M.Si., diwakili oleh Sekertaris Daerah Lampung yakni  Ir. Sutomo, M.M., memberikan pesan Pemerintah Provinsi Lampung terkait acara ini. Sutomo menjelaskan bahwa Pemprov Lampung sangat mengapresiasi kegiatan yang memfasilitasi inovasi masyarakat ini. “Kami mengapresiasi dan mengucapkan atas digelarnya acara ini. Hal ini dapat mendukung program Pemerintah Provinsi Lampung dalam mengembangan daerah sebagai bentuk pembaharuan daerah.
Sutomo mengatakan dengan adanya wadah ini dapat menumbuhkan daya saing masyarakat untuk menuju kesejahteraan masyarakat. Tak hanya itu, Sekertaris Daerah ini pada pesan yang dibawanya mengatakan bahwa lewat acara ini dapat merupakan cerminan dukungan Pemerintah Provinsi Lampung dalam mendukung dan terus mengapresiasi karya masyarakatnya.“Lewat ilmu pengetahuan serta karya yang berbasis teknologi dapat dijadikan inovasi masyarakat dan akan terus didukung pemerintah dalam pelaksanaannya sebagai gerakan untuk menjadi masyarakat yang maju dan inovatif.
Selain itu, Dalam rangka Anugerah Inovasi 2017, Pemerintah Provinsi Lampung yang diwakili oleh Sekertaris Daerah pada acara ini memberikan apresiasi berupa intensif pengembangan, piala serta sertifikat kepada para inovator terbaik di tingkat pelajar, mahasiswa dan dosen di Lampung ini. (BMHK/RTS)
Berikut adalah peserta dari SMK MA’ARIF SEMAKA TENGGAMUS yang mengikuti acara memamerkan hasil karyanya  dengan menampilkan produk karya mereka SEPATUGAL di booth stand . :SEPATUGAL (SMK MA’ ARIF SEMAKA TENGGAMUS)
Disebut Sepatu tugal (Sepatugal) karena ini sepatu yang dapat di gunakan petani sekaligus sebagi alat tanaman palawija. Jadi sepatu yang dimaksud disini adalah sepatu tugal tanaman. Sepatugal Merupakan sepatu kerja petani berbentuk sepatu boot dengan bagian tumit bertugal. Peralatan semi mekanisme hasil pengembangan teknologi dari  Sekolah Smk Ma’ Arif Semaka Tenggamus berupa modifikasi model penanaman yang awalnya manual dijadikan semi mekanis.
Alat semi mekanis yang pada umumnya menempatkan tempat benih (hopper) di ujung alat dan di bebani ke tangan di pindahkan ke punggung, dimana punggung merupakan bagian tubuh yang dapat menopang beban yang cukup besar. Selain mata tugal yang biasanya di bebankan ke tangan saat melubangi atau mobilisasi dipindahkan ke ujung tumit. Ujung tumit merupakan bagian tubuh yang berfungsi menopang seluruh bagian tubuh, sehingga gaya tekannya yang cukup besar digunakan untuk melubangi lahan.

Cara Kerjanya
1.      Cara kerjanya dalam alat ini adalah Dengan sistem berjalan biasa dengan mengayunkan pegasnya itu,
2.      Mata tugal yang biasanya dibebankan ke tangan saat melubangi dipindahkan keujung tumit.
3.      Ujung tumit merupakan bagian tubuh yang berfungsi menopang seluruh bagian tubuh, sehingga ada gaya tekan yang cukup besar untuk melubangi lahan.

Pencipta dari Sepatugal ini yaitu :
 M. Nafis Rohman

Fungsi Sepatugal :
·         Sepatugal dapat terus membantu petani dalam meningkatkan produktivitas hasil panen. Salah satu caranya, Sepatugal memberikan efisien kerja yang lebih tinggi dibandingkan alat yang telah ada.
·         Dapat membantu masyarakat khususnya masyarakat pedesaan yang melakukan kegiatan pertanian langsung agar lebih mudah melakukan proses penanaman dengan keergonomisan alat yang mengakibatkan hasil penanaman lebih maksimal.
·         Untuk Membantu petani dan industri yang memiliki keterkaitan dengan pemanfaatan tanaman palawija, meningkatkan efektifitas dan efisien proses penanaman palawija.

Manfaat Sepatugal :
1.      waktu yang digunakan lebih cepat di bandingkan menggunakan alat Tugal biasa atau alat manual,
2.      mempermudah pekerja petani
3.      alatnya lebih ringan dan efisien
4.      sepatugal ini sekali jalan langsung dua garis.
.       Mengakibatkan penanaman yang maksimal
 :
b       Berikut lampiran foto :
j
(foto di stand SMK MA' ARIF SEMAKA TENGGAMUS yang ikut memamerkan di CITE 2017)




Tema : Budaya
Judul : Asal – usul Tari Nyambai
Latar belakang
Masyarakat Lampung Saibatin, memiliki tiga jenis status perkawinan, yaitu bujujokh, semanda dan kawin khia (tidak jujokh dan tidak juga semanda). Sedangkan dalam pelaksanaan upacara perkawinan adat masyarakat Lampung Saibatin dibedakan berdasarkan golongan anggota masyarakatnya, yaitu masyarakat punyimbang dan masyarakat biasa. Masyarakat punyimbang merupakan sekumpulan keluarga yang memiliki kedudukan sebagai pemuka adat di dalam sebuah masyarakat adat, lalu masyarakat biasa merupakan sekumpulan keluarga yang tidak memiliki kedudukan sebagai pemuka adat di dalam desa adatnya.
Upacara perkawinan secara besar-besaran atau nayuh balak lazimnya dilakukan oleh masyarakat punyimbang dan upacara sederhana atau bedu’a dilamban dilakukan oleh masyarakat biasa. kata nayuh berasal dari kata tayuh yang berarti suatu aktivitas yang dilaksanakan untuk mengadakan upacara adat perkawinan. Sedangkan nayuh balak merupakan bentuk upacara perkawinan adat Saibatin, yaitu upacara perkawinan yang dilaksanakan menggunakan tata cara dan adat lengkap seperti, pelaksanaan acara lamaran hingga upacara perkawinan, waktu pelaksanaan selama tujuh hari, menyembelih kerbau dan melibatkan warga lainnya.
Pada malam sebelum dilaksanakan Nayuh balak, biasanya diadakan acara tari Nyambai yang merupakan suatu bentuk tradisi khas yang erat kaitannya dengan pertemuan muli dan mekhanai. Seni tari yang ada di Lampung sangat beranekaragam bentuk dan pelaksanaannyapun beranekaragam sesuai dengan daerahnya dan keperluaannya masing-masing. Keanekaragaman ini menjadi keunikan atau ciri khas yang diwariskan oleh leluhurnya suku bangsa Lampung dan hingga sekarang menjadi acuan dalam kehidupan sehari-harinya.
Seni tari Nyambai merupakan salah satu seni yang sifatnya tradisi di Lampung, dimana seni yang sifatnya tradisi sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat adat Lampung karena dalam setiap rangkaian proses dari sebuah seni mempunyai keunikan tersendiri, sehingga seni tersebut menjadi ciri khas dalam sebuah masyarakat.
Tari Nyambai merupakan tari tradisi yang diajarkan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi. Tari Nyambai dalam upacara perkawinan adat Saibatin menjadi sangat penting karena merupakan identitas bagi masyarakat Lampung Saibatin tersebut. Bagi masyarakat adat Lampung Saibatin, tari Nyambai menjadi bagian yang penting pada upacara adat Nayuh balak. Tari Nyambai sebagai pesta adat merupakan pelengkap dari seluruh rangkaian upacara perkawinan adat, dimana dalam rangkaian proses adat perkawinan budaya adat yang menjadi cirri khas dalam sebuah masyarakat. Tari Nyambai juga memiliki makna tertentu yang menunjukkan nilai-nilai budaya pada masyarakat adat Lampung Saibatin, yang berhubungan dengan upacara adat pada umumnya bertujuan untuk menunjukkan kebesaran adat yang dimiliki oleh masyarakat Lampung Saibatin. Makna-makna yang terdapat pada tari Nyambai ditunjukkan pada ragam gerak yang terdapat pada tari Nyambai, pakaian tari Nyambai, serta musik pengiring tari Nyambai.
Lokasi Liputan
dilakukan di pekon  Way Sindi, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat. Adapun alasan liputan menentukan lokasi di pekon Way Sindi berdasarkan atas pertimbangan adalah sebagai berikut:
1.      Di pekon Way Sindi tersebut mayoritas penduduknya adalah masyarakat
adat Lampung Saibatin
2.      Di pekon Way Sindi tersebut masyarakatnya masih ada yang melakukan
resepsi pernikahan secara besar-besaran (nayuh balak), sehingga tari
Nyambai pun masih di lakukan di tempat ini.
Narasumber
1. PANJI PERDANA,SH  (Gelar/Adok : Suntan Simbangan Ratu ) adalah Narasumber yang tinggal di pekon way sindi, kecamatan karya penggawa, kabupatern pesisir barat / Suntan SaiBatin di Marga Way Sindi tersebut .
2. Riyana Mustika Dewi (salah satu penari Tari Nyambai)
3. PIRDAUS ( Salah satu Masyarakat setempat )
Rencana Tulisan
A. Sejarah Tari Nyambai
Tari nyambai diperkirakan lahir bersamaan dengan kebiasaan masyarakat untuk meresmikan gelar adat, pelaksanaanya diselenggarakan bersamaan dengan upacara perkawinan.  Nama Nyambai diambil dari kata Cambai dalam bahasa Lampung berarti sirih.  Sirih menjadi simbol keakraban bagi masyarakat Lampung pada umumnya.  Oleh karena itu, sirih digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan upacara adat, yang memiliki makna berbeda-beda tergantung penempatanya.
Nyambai adalah acara pertemuan khusus diselenggarakan untuk Meghanai (bujang) dan Muli (gadis) sebagai ajang silaturahmi, berkenalan, dengan menunjukan kemampuannya dalam menari.  Di lain pihak, kehadiran tari Nyambai digunakan sebagai salah satu sarana komunikasi dan media untuk mencari jodoh antara Muli dan Meghanai.  Selain itu, tari Nyambai juga merupakan sarana untuk mempererat kekerabatan adat Saibatin
Tari Nyambai tergolong sebagai tari klasik, penampilan tari Nyambai diikuti dan dihadiri oleh kalangan bangsawan, yang diselenggarakandi Lamban Gedung. Lamban Gedung merupakan tempat tinggal Ketua Adat sekaligus istana yang digunakan untuk musyawarah adat.
Menurut Suntan Panji seorang tokoh adat dan Ketua Marga Way Sindi  mengungkapkan bahwa, tari Nyambai sudah dipertunjukan sebelum Indonesia merdeka namun tidak diketahui secara pasti awal kemunculannya.  Tari Nyambai adalah salah satu bentuk seni pertunjukan dalam konteks upacara perkawinan yang ditarikan oleh putra dan putri dari para para ketua adat.  Tari ini dijadikan salah satu sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat Saibatin.  Dengan demikian, dapat dikatakan bahwasanya tari Nyambai bagi adat Saibatin menunjukan adanya sebuah pretise dan legitimasi seorang Ketua Adat.  Lebih lanjut Suntan Panji mengungkapkan bahwa, tari Nyambai pada masa Hulubalang pada masa kerajaan Paksi Pak Skla Brak diajarkan oleh Hulubalang Raja dari generasi ke generasi secara turun temurun.  Tari Nyambai adalah adat yang erat kaitannya dengan pertemuan bujang dan gadis yang diselenggarakan pada malam sebelum upacara perkawinan.
Pada perkembangannya, tari Nyambai ditarikan oleh semua anggota masyarakat, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah.  Adapun tempat pertunjukannya dapat diselenggarakan di ruang-ruang publik maupun dibalai Adat. tidak tergantung pada waktu dalam arti dapat dipentaskan siang ataupun malam hari. Perubahan itu, menjadikan tari Nyambai tetap eksis di tengah-tengah masyarakat pendukungnya. 
Sebagai sebuah pertunjukan dalam konteks pertunjukan, tari Nyambai dikategorikan sebagai tarian khas dalam upacara perkawinaan adat (Nayuh Balak). Upacara perkawinaan adat ini juga merupakan acara pemberian gelar adat kepada pengantin, untuk menggantikan kepemimpinan berikutnya.
Tari Nyambai juga memiliki persyaratan-pesyaratan khusus yang harus dipenuhi sebelum mengadakan tari Nyambai beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain: pertama, pesta perkawinaan diadakan secara besar (Nayuh Balak) yaitu pelaksaannya dilaksanakan selama tujuh hari.  Pada perkembanganya, waktu pelaksaannya dipersingkat menjadi tiga hari tiga malam untuk menghemat biaya.  Kedua, memotong kerbau, dengan maksud daging kerbau akan digunakan untuk mejamu para tamu undangan.  Ketiga, membuat kue adat oleh saudara perempuan yang sudah menikah (nakbay) di antaranya: juwadah, wajik, cucor Mandan, dan buak keras, salimpok. Semua bahan kue terbuat dari beras ketan. Makna beras ketan bagi masyarakat Lampung adalah untuk menjalin kerekatan hubungan kekerabatan, untuk itu kue tersebut merupakan kue adat yang harus ada di setiap pelaksaan upacara adat.  Pelaksaan tari Nyambai belum dapat dimulai, jika kue ini belum diserahkan oleh nakbay. 
     B. Fungsi Tari Nyambai
Fungsi Tari Nyambai adalah salah satu bentuk seni pertunjukan dalam konteks upacara perkawinan yang ditarikan oleh putra dan putri dari para para ketua adat.  Tari ini dijadikan salah satu sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat Saibatin.  Tari Nyambai tidak hanya berfungsi sebagai sarana upacara saja akan tetapi juga cermin tantanan nilai budaya masyarakat, hal ini tercermin diantaranya pada tradisi upacara perkawinan sebagai sistem kepercayaan yang melibatkan seni pertunjukan.
C. Bentuk Pertunjukan Tari Nyambai
Bentuk pertunjukan tari Nyambai daerah pesisir terdiri dari dua rangkaian, yaitu tari kipas dan tari dibingi.  Tari ini merupakan tari berpasangan, ditarikan oleh dua orang muli (gadis) dan dua orang Meghanai (bujang) secara bergantian.  Adapun tata cara dalam pelaksanaan tari Nyambai, dapat diuraikan sebagai berikut.  Pertama, Jenang menghadap Ketua Adat memberitahukan bahwa acara akan segera dimulai, setelah disetujui oleh Ketua Adat kemudian Jenang memanggil kepala Bujang dari masing-masing Marga, untuk bermusyawarah menentukan urutan peserta yang tampil. Urutan yang tampil yang tampil telah disepakati antar kepala-kepala bujang, kemudian acara berikutnya penyampaian tata tertib (tangguh) kepada kelompoknya masing-masing.  Kepala bujang dari masing-masing marga segera menyampaikan tangguh dan memberitahukan urutan penampilan kepada para peserta tari.
Sebelum tari Nyambai dipertunjukan, diawali dengan pemberian sirih dan Lampit yang di bawa oleh Muli dan Menghanai Batin pihak tuan rumah (baya).  Sirih ini akan diberikan kepada Muli dan Meghanai lainnya.  Sirih dan Lampit diletakan di hadapan Muli dan Meghanai sebagai pertanda sebagai penampil berikutnya.
Tari Nyambai dimulai dengan urutan pertama, yaitu ditarikan oleh Muli Batindan Meghanai Batin dari pihak tuan rumah (baya), dengan urutan sajiannya sebagai berikut:
a.      Tari Nyambai ditarikan oleh Muli Batin kemudian dilanjutkan olehMeghanai Batin.
b.      Tari Nyambai ditarikan oleh Muli dan Meghanai dari para undangan, secara bergantian dari Marga satu degan Marga lain.
Setelah semua warga tampil, acara tari Nyambai ditutup, Jenang kembali
menghadap Ketua Marga untuk melaporkan bahwa acara tari Nyambai telah selesai, berjalan sukses dan lancar.  Setelah mendapatkan izin dan restu dari Ketua Marga,Jenang kembali menuju kelasa dan menyampaikan kepada peserta bahwa acara penyambaian telah selesai.  Acara kemudian ditutup dengan berdoa dan diakhiri dengan makan bersama.
            Tari Nyambai daerah pesisir lebih banyak mendapatkan pengaruh budaya kemungkinan budaya keraton ini mendapat pengaruh dari kerajaan di Jawa.  Adanya unsure budaya kraton terlihat dari cara berjalan para penari, ketika akan memasuki arena pertunjukan cara berjalannya dilkukan dengan berjongkok sebagai penghormatan kepada Raja.
D. Pelaku
Pelaku adalah orang yang terlibat di dalam sebuah pertunjukan, pelaku pertunjukan tari Nyambai adalah: penari yaitu gadis (Muli), bujang (Meghanai), pemusik dan pengatur acara (Jenang).
E. Tema Tari
Tema tari Nyambai adalah rasa kebersamaan, kegotong-royongnan, keakraban dan pengikat tali silaturahmi. Hal ini dikarenakan sebelum tahun 1980an pergaulan bujang dan gadis sangat diatur ketat, dapat dikatakan tidak ada kesempatan bagi mereka bertatapan langsung untuk saling berbincang-bicang.
F. Gerak
Tari Nyambai merupakan perpaduan dari dua bentuk pertunjukan yaitu tari
Dibingi dan tari Kipas. Gerak dalam tari Nyambai terdiri dari tiga ragam yaitu,kekindai, Ngesesayak, dan Mampang kapas.  Tiga ragam gerak ini dilakukan oleh Muli dan Meghanai secara berulang-ulang.  Ragam gerak memiliki keunikan pada gerak yang dilakukan pada level rendah (jongkok).
G. Pola Lantai
Pola lantai tari Nyambai pada penari bujang dan gadis akan dijabarkan berdasarkan geraknya, yaitu gerak di tempat dan gerak berpindah tempat (locomotion).  Gerak awal dan akhir posisi penari sejajar, saling berhadapan-hadapan kemudian saling beradu pundak kiri dan kanan.
H.  Musik Tari Nyambai
            Musik yang untuk mengiringi tari Nyambai, menggunakan dua alat musik yaitu Rebana dan Kulintang,  berbeda dengan kulintang yang dikenal umum, yang bila dilihat secara fisik merupakan instrument yang terbuat dari bilah-bilah bambu.  Kulintang Lampung bentuknya hampir sama dengan beberapa instrument yang tersebar di seluruh nusantara, misalnya Totobuang (Maluku), Talempong (Sumatra Barat) atau Bonang dalam karawitan Jawa.  Selain kedua alat musik tersebut, tari Nyambai juga diiringi oleh alunan pantun yang disebut nga’ududang
I.  Rias dan Busana
Tata rias yang digunakan dalam pertunjukan tari Nyambai adalah tata rias korektif (corrective make-up), yaitu rias cantik dengan mempertebal garis-garis pada mata, bibir, pipi dan hidung.  Fungsi dari tata rias tari Nyambai hanya untuk memperindah serta mempercantik penampilan saja.  Busana tari Nyambai yang dikenakan oleh penari bujang (Meghanai) adalah: kain Tapis sarung gantung biasa tidak diserongkan, kopiah, celana panjang, dasi, dan baju jas/baju teluk belanga. Busana yang dikenakan oleh gadis (Muli) menggunakan kebaya (baju kurung), selendang yang disampirkan di bahu, kain tapis jung sarat, kalung papan jajar, serta sanggul yang dihiasi dengan kembang goyang.

J. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Menurunnya Minat Masyarakat terutama kaum remaja melestarikan adat budaya nyambai.
1.  Kurangnya pemahaman remaja terhadap adat istiadat sendiri, tidak
adanya pewarisan dari kaum tua ke kaum muda mengakibatkan rendahnya pemahaman remaja terhadap adat budaya nyambai, yang menjadi salah satu faktor menurunnya minat remaja melestarikan adat budaya nyambai.
2.  Kurangnya rasa cinta terhadap adat istiadat itu sendiri, dewasa ini
bangsa Indonesia berada alam era moderenisasi dan globalisasi. Arus informasi yang begitu cepat merambah keberbagai lapisan masyarakat dan tidak terkecuali kaum remaja, sehingga berbagai budaya dari luar dapat merubah pola pikir dan cara pandang mereka dalam berbuat dan bertingkah laku. Berbagai aspirasi dan kepentingan baik individu maupun kelompok banyak yang tersalurkan tidak sesuai dengan norma-norma hukum dan etika yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan harkat sebagai manusia.
3.   Kurangnya kesadaran pentingnya kelestarian adat istiadat kurangnya kepedulian dan kesadaran remaja terhadap pelestarian adat budaya nyambai sering terjadi dimasa sekarang ini. Hal ini mengakibatkan kebubudayaan daerah yang menjadi warisan secara turun-temurun semakin memudar dan kurang dilestarikan. akibatnya remaja kurang berminat untuk melestarikan adat budaya nyambai yang sebenarnya merupakan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
4.  Efisiensi Waktu rangkayan adat budaya nyambai dengan beberapa tahapan merupakan upacara adat yang memerlukan waktu lama. masyarakat Lampung dimasa sekarang ini mengahendaki acara perkawinan yang singkat.
5.  Banyaknya remaja yang merantau keluar desa, karena kurangya tempat pendidikan dan kuarangnya lapangan pekerjaan sehingga banyak remaja yang merantau.

K. Melestarikan Tari Nyambai
Upaya Untuk Melestarikan kebudayaan lampung yakni Memperkenalkan tari nyambai kepada generasi muda Dengan cara menyebarluaskan tentang tari nyambai tersebut keseluruh generasi muda lampung atau warga pesisir barat baik penduduk asli maupun pendatang. Tarian tersebut yang sebelumnya dipergunakan hanya untuk kalangan garis keturunan penyimbang saja kini tiap tahun tari Nyambai tersebut diladakan di hari lebaran idul fitri juga tepatnya di hari ke 4  idul fitri, dengan di adakan di hari idul fitri tersebut diharapkan tari nyambai tidak akan punah. Tari ini dijadikan salah satu sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat Saibatin.  Tari Nyambai tidak hanya berfungsi sebagai sarana upacara saja akan tetapi juga cermin tantanan nilai budaya masyarakat
L. Memperkenalkan Tari Nyambai
Setiap daerah memiliki ciri khas atau karakteristik yang membedakan budaya satu dengan budaya lain, tidak terkecuali masyarakat suku Lampung. Masyarakat Lampung mempunyai banyak kesenian tradisional dimanakesenian tradisionalnya itu dapat menjadi identitas suku Lampung. Salah satukesenian tradisional yang dimiliki masyarakat suku Lampung adalah tari Nyambai, yang dijadikan oleh masyarakat adat Lampung Saibatin sebagai suatu identitas yang membedakan masyarakat adat Lampung Saibatin dengan yang lainnya.
Penentuan tari Nyambai sebagai identitas masyarakat adat Lampung Saibatin tidak begitu saja terbentuk, melainkan melalui kesepakatan dari semua pihak dan berbagai alasan. Kehidupan masyarakat yang di pekon Way Sindi, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat, masyarakatnya yang masih melaksanakan tradisi tari adat yaitu tari Nyambai, yang sifatnya turuntemurun di kalangan masyarakat sejak jaman nenek moyang. Biasanya, muli dan mekhanai dari masyarakat adat Lampung Saibatin melakukan tari Nyambai pada malam sebelum dilakukannya upacara perkawinan adat secara besar (Nayuh Balak), dan untuk keluarga punyimbang (Saibatin), upacara ini sekaligus sebagai acara pemberian gelar adat kepada kedua mempelai, untuk menggantikan kepemimpinan berikutnya.
 Dalam setiap pelaksanaan peristiwa adat nayuh balak, maka akan dihadirkan tari Nyambai sebagai pelengkap dari seluruh rangkaian upacara nayuh balak. Tari Nyambai dilaksanakan pada malam hari di tarup yang telah disiapkan sebagai acara puncak sebelum dilaksanakannya nayuh balak yang sekaligus upacara pemberian gelar didalam tahta kepunyimbangan. Dalam tari Nyambai terdapat beberapa rangkaian ragam gerakan yang memiliki makna yang penting, sehingga bisa menjadi ciri  khas dari masyarakat adat Lampung Saibatin. Berdasarkan berbagai makna yang ada dalam tari Nyambai, maka tari tersebut menjadi ciri khas budaya atau identitas masyarakat adat Lampung Saibatin.

Berikut Foto tentang Tari Nyambai :


(Foto tari Nyambai yang ditarikan oleh 6 orang penari muli (penari perempuan), foto ini saat memberi salam hormat kepada para penyimbang,para Raja-raja dan para undangan).





(Foto para penari yang sedang duduk di balik kain sarung, mereka menunggu  di panggil untuk tampil tari nyambai selanjutnya.)
(Foto Tari nyambai yang di tarikan oleh 2 meranai (2 laki-laki). Ini adalah tari nyambai kipas berpasangan)

(Foto Muli batin dan Mekhanai batin, mereka adalah mewakili dari para Muli dan mekhanai / yang disebut dengan perwakilan dari muda dan mudi setempat )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar