Nama : Yunita Permata sari
Npm : 15711036
KPID LAMPUNG
AWARD 2017
Ajang Penghargaan
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Lampung Award 2017 dibuka dengan
"Tema Penyiaran Sehat Menuju Lampung Yang Helaw" yang dilaksanakan diGedung
Mahligai Pasca Sarjana Universitas Bandar LAmpung, Selasa,28 November 2017. Kegiatan
dihadiri Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo, Ketua KPID LAmpung, Ketua DPRD Prov
Lampung, Kabid Humas Polda Lampung, Komisioner KPID LAmpung, Kadis Kominfotik,
Tokoh Masyarakat, Mahasiswa, Media Dan Penyiar TV, Radio Lampung.
Dalam Sambutannya
Ketua KPID Lampung Bpk M.Thamrin S.Hut Mengatakan Kegiatan Ini Merupakan
Apresiasi kami kepada penyiar baik media, siaran Tv/ Radio, kami ingin
memberikan penghargaan sebanyak 15 kategori yang akan diperebutkan 35 radio dan
20 televisi.
Kategori Buletin
Berita Dimenangkan Oleh Radar Tv, Kategori Talks Show dimenangkan Oleh TVRI
Lampung, Penyiar Radio Terbaik Dimenangkan Adi Ardiansyah Dari Radio Saba
Putra, Penyiar TV Terbaik dimenangkan Oleh Yudiin Samantha Dari Tegar TV dan 11
Kategori Lainnya.
Harapannya bahwa
Media, Penyiar TV/Radio mempunyai peran besar dalam Pembangunan Provinsi
Lampung dan mempunyai satu tekad menuju lampung helaw, saya sangat
berterimakasih kepada Gubernur Lampung karena Pak Gubernur Lampung adalah
gubernur yang peduli akan penyiaran (Gubernur Lampung Mendapatkan Pengharagaan
Sebagai satu satunya Gubernur Yang Peduli Penyiaran Daerah).
Gubernur Lampung
M.Ridho Ficardo Dalam Sambutannya mengatakan,"Untuk Memajukan Penyiaran dan
informasi yang ada diprovinsi lampung kita harus memperhatikan kualitas,
penyiaran dan informasi harus sehatdan positif, sehingga penyiaran dapat
menghadirkan negara dan rasa kebhinekaan pada masyarakat dan tentunya diri kita
masing-masing, Selamat Bagi Pemenang Award KPID 2017 Semoga Pemenang Dapat
Menjadi Contoh Untuk Kedepannya Dan Bagi Yang Belum Menang Tetap Bersemangat
Dan Bersaing Dengan Sehat Dan Positif.
Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo
meminta lembaga penyiaran di Provinsi Lampung memproduksi siaran yang
mencerdaskan, sehat, dan bermanfaat. Produksi siaran juga dituntut inovatif,
mendidik, informatif, sehat, dan menghibur.
Gubernur Ridho mengapresiasi KPID
Lampung atas penghargaan bagi lembaga penyiaran yang menampilkan program siaran
bermutu. “KPID Award ini barometer kompetisi sehat dan tidak kalah pentingnya
adalah wadah silaturahmi antar insan penyiar. Khususnya media siaran yang
menjadi salah satu alat kontrol penyelenggaraan pemerintah daerah.
Creativity Innovation Technology Entrepreneurship (CITE) 2017
Creativity, Innovation, Technology Entrepreneurship
(CITE) 2017 yang digelar Pasca Universitas Bandar Lampung (UBL) di Mahligai
Agung Convention Hall, Kampus Dra. Hj. Sri Hayati Barusman, Senin (23/10/2017)
lalu menghadirkan lebih dari 100 produk inovatif. Total 64 peserta yang
memamerkan produk inovatifnya. Para peserta meliputi dari Perguruan Tinggi
International, Perguruan Tinggi Lokal seperti Universitas Lampung, UBL,
IBI Darmajaya, Universitas Teknokrat Indonesia, UIN Radin Intan dan para
lembaga penelitian setingkat SMA/SMK. Para peserta saling memamerkan hasil
karyanya dengan menampilkan produk karya mereka di booth stand yang sudah
disiapkan.
Gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo, M.Si., diwakili
oleh Sekertaris Daerah Lampung yakni Ir. Sutomo, M.M., memberikan pesan
Pemerintah Provinsi Lampung terkait acara ini. Sutomo menjelaskan bahwa Pemprov
Lampung sangat mengapresiasi kegiatan yang memfasilitasi inovasi masyarakat
ini. “Kami mengapresiasi dan mengucapkan atas digelarnya acara ini. Hal ini
dapat mendukung program Pemerintah Provinsi Lampung dalam mengembangan daerah
sebagai bentuk pembaharuan daerah.
Sutomo mengatakan dengan adanya wadah ini dapat
menumbuhkan daya saing masyarakat untuk menuju kesejahteraan masyarakat. Tak
hanya itu, Sekertaris Daerah ini pada pesan yang dibawanya mengatakan bahwa
lewat acara ini dapat merupakan cerminan dukungan Pemerintah Provinsi Lampung
dalam mendukung dan terus mengapresiasi karya masyarakatnya.“Lewat ilmu
pengetahuan serta karya yang berbasis teknologi dapat dijadikan inovasi
masyarakat dan akan terus didukung pemerintah dalam pelaksanaannya sebagai
gerakan untuk menjadi masyarakat yang maju dan inovatif.
Selain itu, Dalam rangka Anugerah Inovasi 2017,
Pemerintah Provinsi Lampung yang diwakili oleh Sekertaris Daerah pada acara ini
memberikan apresiasi berupa intensif pengembangan, piala serta sertifikat
kepada para inovator terbaik di tingkat pelajar, mahasiswa dan dosen di Lampung
ini. (BMHK/RTS)
Berikut adalah peserta dari SMK
MA’ARIF SEMAKA TENGGAMUS yang mengikuti acara memamerkan hasil karyanya dengan menampilkan produk karya mereka SEPATUGAL
di booth stand . :SEPATUGAL (SMK MA’ ARIF SEMAKA TENGGAMUS)
Disebut
Sepatu tugal (Sepatugal) karena ini sepatu yang dapat di gunakan petani
sekaligus sebagi alat tanaman palawija. Jadi sepatu yang dimaksud disini adalah
sepatu tugal tanaman. Sepatugal Merupakan sepatu kerja petani berbentuk sepatu
boot dengan bagian tumit bertugal. Peralatan semi mekanisme hasil pengembangan
teknologi dari Sekolah Smk Ma’ Arif
Semaka Tenggamus berupa modifikasi model penanaman yang awalnya manual
dijadikan semi mekanis.
Alat
semi mekanis yang pada umumnya menempatkan tempat benih (hopper) di ujung alat
dan di bebani ke tangan di pindahkan ke punggung, dimana punggung merupakan
bagian tubuh yang dapat menopang beban yang cukup besar. Selain mata tugal yang
biasanya di bebankan ke tangan saat melubangi atau mobilisasi dipindahkan ke
ujung tumit. Ujung tumit merupakan bagian tubuh yang berfungsi menopang seluruh
bagian tubuh, sehingga gaya tekannya yang cukup besar digunakan untuk melubangi
lahan.
Cara Kerjanya
1. Cara
kerjanya dalam alat ini adalah Dengan sistem berjalan biasa dengan mengayunkan
pegasnya itu,
2. Mata
tugal yang biasanya dibebankan ke tangan saat melubangi dipindahkan keujung
tumit.
3. Ujung
tumit merupakan bagian tubuh yang berfungsi menopang seluruh bagian tubuh,
sehingga ada gaya tekan yang cukup besar untuk melubangi lahan.
Pencipta dari Sepatugal ini yaitu :
M. Nafis Rohman
Fungsi Sepatugal :
·
Sepatugal dapat terus membantu petani
dalam meningkatkan produktivitas hasil panen. Salah satu caranya, Sepatugal
memberikan efisien kerja yang lebih tinggi dibandingkan alat yang telah ada.
·
Dapat membantu masyarakat khususnya
masyarakat pedesaan yang melakukan kegiatan pertanian langsung agar lebih mudah
melakukan proses penanaman dengan keergonomisan alat yang mengakibatkan hasil
penanaman lebih maksimal.
·
Untuk Membantu petani dan industri yang
memiliki keterkaitan dengan pemanfaatan tanaman palawija, meningkatkan
efektifitas dan efisien proses penanaman palawija.
Manfaat Sepatugal :
1. waktu
yang digunakan lebih cepat di bandingkan menggunakan alat Tugal biasa atau alat
manual,
2. mempermudah
pekerja petani
3. alatnya
lebih ringan dan efisien
4. sepatugal
ini sekali jalan langsung dua garis.
. Mengakibatkan penanaman yang maksimal.
:
b Berikut lampiran foto :
j
(foto di stand SMK MA' ARIF SEMAKA TENGGAMUS yang ikut memamerkan di CITE 2017)
Tema
: Budaya
Judul
: Asal – usul Tari Nyambai
Latar belakang
Masyarakat
Lampung Saibatin, memiliki tiga jenis status perkawinan, yaitu bujujokh,
semanda dan kawin khia (tidak jujokh dan tidak juga semanda). Sedangkan dalam
pelaksanaan upacara perkawinan adat masyarakat Lampung Saibatin dibedakan
berdasarkan golongan anggota masyarakatnya, yaitu masyarakat punyimbang dan
masyarakat biasa. Masyarakat punyimbang merupakan sekumpulan keluarga yang
memiliki kedudukan sebagai pemuka adat di dalam sebuah masyarakat adat, lalu
masyarakat biasa merupakan sekumpulan keluarga yang tidak memiliki kedudukan
sebagai pemuka adat di dalam desa adatnya.
Upacara
perkawinan secara besar-besaran atau nayuh balak lazimnya dilakukan oleh
masyarakat punyimbang dan upacara sederhana atau bedu’a dilamban dilakukan oleh
masyarakat biasa. kata nayuh berasal dari kata tayuh yang berarti suatu
aktivitas yang dilaksanakan untuk mengadakan upacara adat perkawinan. Sedangkan
nayuh balak merupakan bentuk upacara perkawinan adat Saibatin, yaitu upacara
perkawinan yang dilaksanakan menggunakan tata cara dan adat lengkap seperti,
pelaksanaan acara lamaran hingga upacara perkawinan, waktu pelaksanaan selama
tujuh hari, menyembelih kerbau dan melibatkan warga lainnya.
Pada
malam sebelum dilaksanakan Nayuh balak, biasanya diadakan acara tari Nyambai
yang merupakan suatu bentuk tradisi khas yang erat kaitannya dengan pertemuan
muli dan mekhanai. Seni tari yang ada di Lampung sangat beranekaragam bentuk
dan pelaksanaannyapun beranekaragam sesuai dengan daerahnya dan keperluaannya
masing-masing. Keanekaragaman ini menjadi keunikan atau ciri khas yang
diwariskan oleh leluhurnya suku bangsa Lampung dan hingga sekarang menjadi acuan
dalam kehidupan sehari-harinya.
Seni
tari Nyambai merupakan salah satu seni yang sifatnya tradisi di Lampung, dimana
seni yang sifatnya tradisi sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat adat
Lampung karena dalam setiap rangkaian proses dari sebuah seni mempunyai
keunikan tersendiri, sehingga seni tersebut menjadi ciri khas dalam sebuah
masyarakat.
Tari
Nyambai merupakan tari tradisi yang diajarkan secara turun-temurun, dari
generasi ke generasi. Tari Nyambai dalam upacara perkawinan adat Saibatin menjadi
sangat penting karena merupakan identitas bagi masyarakat Lampung Saibatin
tersebut. Bagi masyarakat adat Lampung Saibatin, tari Nyambai menjadi bagian
yang penting pada upacara adat Nayuh balak. Tari Nyambai sebagai pesta adat
merupakan pelengkap dari seluruh rangkaian upacara perkawinan adat, dimana
dalam rangkaian proses adat perkawinan budaya adat yang menjadi cirri khas
dalam sebuah masyarakat. Tari Nyambai juga memiliki makna tertentu yang
menunjukkan nilai-nilai budaya pada masyarakat adat Lampung Saibatin, yang
berhubungan dengan upacara adat pada umumnya bertujuan untuk menunjukkan
kebesaran adat yang dimiliki oleh masyarakat Lampung Saibatin. Makna-makna yang
terdapat pada tari Nyambai ditunjukkan pada ragam gerak yang terdapat pada tari
Nyambai, pakaian tari Nyambai, serta musik pengiring tari Nyambai.
Lokasi Liputan
dilakukan
di pekon Way Sindi, Kecamatan Karya
Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat. Adapun alasan liputan menentukan lokasi di
pekon Way Sindi berdasarkan atas pertimbangan adalah sebagai berikut:
1. Di
pekon Way Sindi tersebut mayoritas penduduknya adalah masyarakat
adat Lampung Saibatin
2. Di
pekon Way Sindi tersebut masyarakatnya masih ada yang melakukan
resepsi pernikahan
secara besar-besaran (nayuh balak), sehingga tari
Nyambai pun masih di lakukan di
tempat ini.
Narasumber
1.
PANJI PERDANA,SH (Gelar/Adok : Suntan
Simbangan Ratu ) adalah Narasumber yang tinggal di pekon way sindi, kecamatan
karya penggawa, kabupatern pesisir barat / Suntan SaiBatin di Marga Way Sindi
tersebut .
2.
Riyana Mustika Dewi (salah satu penari Tari Nyambai)
3.
PIRDAUS ( Salah satu Masyarakat setempat )
Rencana Tulisan
A. Sejarah Tari Nyambai
Tari nyambai diperkirakan lahir bersamaan dengan kebiasaan masyarakat untuk
meresmikan gelar adat, pelaksanaanya diselenggarakan bersamaan dengan upacara
perkawinan. Nama Nyambai diambil dari kata Cambai dalam
bahasa Lampung berarti sirih. Sirih menjadi simbol keakraban bagi
masyarakat Lampung pada umumnya. Oleh karena itu, sirih digunakan
dalam kehidupan sehari-hari dan upacara adat, yang memiliki makna berbeda-beda
tergantung penempatanya.
Nyambai adalah acara pertemuan khusus diselenggarakan untuk Meghanai (bujang)
dan Muli (gadis) sebagai ajang silaturahmi, berkenalan, dengan
menunjukan kemampuannya dalam menari. Di lain pihak, kehadiran
tari Nyambai digunakan sebagai salah satu sarana komunikasi
dan media untuk mencari jodoh antara Muli dan Meghanai. Selain
itu, tari Nyambai juga merupakan sarana untuk mempererat
kekerabatan adat Saibatin
Tari Nyambai tergolong sebagai tari klasik, penampilan tari Nyambai diikuti dan
dihadiri oleh kalangan bangsawan, yang diselenggarakandi Lamban Gedung.
Lamban Gedung merupakan tempat tinggal Ketua Adat sekaligus istana
yang digunakan untuk musyawarah adat.
Menurut Suntan Panji seorang tokoh adat
dan Ketua Marga Way Sindi mengungkapkan
bahwa, tari Nyambai sudah dipertunjukan sebelum Indonesia
merdeka namun tidak diketahui secara pasti awal
kemunculannya. Tari Nyambai adalah salah satu bentuk
seni pertunjukan dalam konteks upacara perkawinan yang ditarikan oleh putra dan
putri dari para para ketua adat. Tari ini dijadikan salah satu
sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat
Saibatin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwasanya tari Nyambai bagi
adat Saibatin menunjukan adanya sebuah pretise dan legitimasi
seorang Ketua Adat. Lebih lanjut Suntan Panji mengungkapkan bahwa,
tari Nyambai pada masa Hulubalang pada masa kerajaan Paksi Pak
Skla Brak diajarkan oleh Hulubalang Raja dari generasi ke generasi secara turun
temurun. Tari Nyambai adalah adat yang erat
kaitannya dengan pertemuan bujang dan gadis yang diselenggarakan pada malam
sebelum upacara perkawinan.
Pada perkembangannya, tari Nyambai ditarikan
oleh semua anggota masyarakat, baik yang sudah menikah maupun yang belum
menikah. Adapun tempat pertunjukannya dapat diselenggarakan di
ruang-ruang publik maupun dibalai Adat. tidak tergantung pada waktu dalam
arti dapat dipentaskan siang ataupun malam hari. Perubahan itu, menjadikan
tari Nyambai tetap eksis di tengah-tengah masyarakat
pendukungnya.
Sebagai sebuah pertunjukan dalam konteks
pertunjukan, tari Nyambai dikategorikan sebagai tarian khas dalam
upacara perkawinaan adat (Nayuh Balak). Upacara perkawinaan adat
ini juga merupakan acara pemberian gelar adat kepada pengantin, untuk
menggantikan kepemimpinan berikutnya.
Tari Nyambai juga
memiliki persyaratan-pesyaratan khusus yang harus dipenuhi sebelum mengadakan
tari Nyambai beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara
lain: pertama, pesta perkawinaan diadakan secara besar (Nayuh Balak)
yaitu pelaksaannya dilaksanakan selama tujuh hari. Pada
perkembanganya, waktu pelaksaannya dipersingkat menjadi tiga hari tiga malam
untuk menghemat biaya. Kedua, memotong kerbau, dengan maksud daging
kerbau akan digunakan untuk mejamu para tamu undangan. Ketiga,
membuat kue adat oleh saudara perempuan yang sudah menikah (nakbay) di
antaranya: juwadah, wajik, cucor Mandan, dan buak keras, salimpok.
Semua bahan kue terbuat dari beras ketan. Makna beras ketan bagi
masyarakat Lampung adalah untuk menjalin kerekatan hubungan kekerabatan, untuk
itu kue tersebut merupakan kue adat yang harus ada di setiap pelaksaan upacara
adat. Pelaksaan tari Nyambai belum dapat dimulai,
jika kue ini belum diserahkan oleh nakbay.
B. Fungsi Tari Nyambai
Fungsi Tari Nyambai adalah
salah satu bentuk seni pertunjukan dalam konteks upacara perkawinan yang
ditarikan oleh putra dan putri dari para para ketua adat. Tari ini
dijadikan salah satu sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat
Saibatin. Tari Nyambai tidak hanya berfungsi
sebagai sarana upacara saja akan tetapi juga cermin tantanan nilai budaya
masyarakat, hal ini tercermin diantaranya pada tradisi upacara perkawinan
sebagai sistem kepercayaan yang melibatkan seni pertunjukan.
C. Bentuk Pertunjukan Tari Nyambai
Bentuk pertunjukan tari Nyambai daerah
pesisir terdiri dari dua rangkaian, yaitu tari kipas dan
tari dibingi. Tari ini merupakan tari berpasangan,
ditarikan oleh dua orang muli (gadis) dan dua orang Meghanai (bujang)
secara bergantian. Adapun tata cara dalam pelaksanaan tari Nyambai, dapat
diuraikan sebagai berikut. Pertama, Jenang menghadap
Ketua Adat memberitahukan bahwa acara akan segera dimulai, setelah disetujui
oleh Ketua Adat kemudian Jenang memanggil kepala Bujang dari
masing-masing Marga, untuk bermusyawarah menentukan urutan peserta yang
tampil. Urutan yang tampil yang tampil telah disepakati antar
kepala-kepala bujang, kemudian acara berikutnya penyampaian tata tertib
(tangguh) kepada kelompoknya masing-masing. Kepala bujang dari
masing-masing marga segera menyampaikan tangguh dan memberitahukan urutan
penampilan kepada para peserta tari.
Sebelum tari Nyambai dipertunjukan,
diawali dengan pemberian sirih dan Lampit yang di bawa oleh Muli dan Menghanai
Batin pihak tuan rumah (baya). Sirih ini akan diberikan
kepada Muli dan Meghanai lainnya. Sirih dan Lampit diletakan di
hadapan Muli dan Meghanai sebagai pertanda sebagai penampil berikutnya.
Tari Nyambai dimulai dengan urutan pertama, yaitu ditarikan oleh Muli
Batindan Meghanai Batin dari pihak tuan rumah (baya), dengan urutan
sajiannya sebagai berikut:
a. Tari Nyambai ditarikan
oleh Muli Batin kemudian dilanjutkan olehMeghanai Batin.
b. Tari Nyambai ditarikan
oleh Muli dan Meghanai dari para undangan,
secara bergantian dari Marga satu degan Marga lain.
Setelah semua warga tampil, acara tari Nyambai
ditutup, Jenang kembali
menghadap Ketua Marga untuk melaporkan bahwa acara
tari Nyambai telah selesai, berjalan sukses dan lancar. Setelah
mendapatkan izin dan restu dari Ketua Marga,Jenang kembali menuju
kelasa dan menyampaikan kepada peserta bahwa acara penyambaian telah
selesai. Acara kemudian ditutup dengan berdoa dan diakhiri dengan
makan bersama.
Tari Nyambai daerah
pesisir lebih banyak mendapatkan pengaruh budaya kemungkinan budaya keraton ini
mendapat pengaruh dari kerajaan di Jawa. Adanya unsure budaya kraton
terlihat dari cara berjalan para penari, ketika akan memasuki arena pertunjukan
cara berjalannya dilkukan dengan berjongkok sebagai penghormatan kepada Raja.
D. Pelaku
Pelaku adalah orang yang terlibat di
dalam sebuah pertunjukan, pelaku pertunjukan tari Nyambai adalah:
penari yaitu gadis (Muli), bujang (Meghanai), pemusik dan
pengatur acara (Jenang).
E. Tema Tari
Tema tari Nyambai adalah
rasa kebersamaan, kegotong-royongnan, keakraban dan pengikat tali silaturahmi.
Hal ini dikarenakan sebelum tahun 1980an pergaulan bujang dan gadis sangat
diatur ketat, dapat dikatakan tidak ada kesempatan bagi mereka bertatapan
langsung untuk saling berbincang-bicang.
F. Gerak
Tari Nyambai merupakan
perpaduan dari dua bentuk pertunjukan yaitu tari
Dibingi dan tari Kipas. Gerak dalam
tari Nyambai terdiri dari tiga ragam yaitu,kekindai, Ngesesayak, dan Mampang
kapas. Tiga ragam gerak ini dilakukan oleh Muli dan Meghanai secara
berulang-ulang. Ragam gerak memiliki keunikan pada gerak yang
dilakukan pada level rendah (jongkok).
G. Pola Lantai
Pola lantai tari Nyambai pada
penari bujang dan gadis akan dijabarkan berdasarkan geraknya, yaitu gerak di
tempat dan gerak berpindah tempat (locomotion). Gerak awal dan akhir
posisi penari sejajar, saling berhadapan-hadapan kemudian saling beradu pundak
kiri dan kanan.
H. Musik Tari
Nyambai
Musik
yang untuk mengiringi tari Nyambai, menggunakan dua alat musik
yaitu Rebana dan Kulintang, berbeda dengan kulintang yang dikenal
umum, yang bila dilihat secara fisik merupakan instrument yang terbuat dari
bilah-bilah bambu. Kulintang Lampung bentuknya hampir sama dengan
beberapa instrument yang tersebar di seluruh nusantara, misalnya Totobuang
(Maluku), Talempong (Sumatra Barat) atau Bonang dalam karawitan
Jawa. Selain kedua alat musik tersebut, tari Nyambai juga
diiringi oleh alunan pantun yang disebut nga’ududang
I. Rias dan
Busana
Tata rias yang digunakan dalam
pertunjukan tari Nyambai adalah tata rias korektif (corrective
make-up), yaitu rias cantik dengan mempertebal garis-garis pada mata, bibir,
pipi dan hidung. Fungsi dari tata rias tari Nyambai hanya
untuk memperindah serta mempercantik penampilan saja. Busana
tari Nyambai yang dikenakan oleh penari bujang (Meghanai) adalah:
kain Tapis sarung gantung biasa tidak diserongkan, kopiah, celana panjang, dasi,
dan baju jas/baju teluk belanga. Busana yang dikenakan oleh gadis (Muli) menggunakan
kebaya (baju kurung), selendang yang disampirkan di bahu, kain tapis jung
sarat, kalung papan jajar, serta sanggul yang dihiasi dengan kembang goyang.
J. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Menurunnya
Minat Masyarakat terutama kaum remaja
melestarikan adat budaya nyambai.
1. Kurangnya
pemahaman remaja terhadap adat istiadat sendiri, tidak
adanya
pewarisan dari kaum tua ke kaum muda mengakibatkan rendahnya pemahaman remaja terhadap
adat budaya nyambai, yang menjadi salah satu faktor menurunnya minat remaja
melestarikan adat budaya nyambai.
2. Kurangnya rasa cinta terhadap adat istiadat itu sendiri, dewasa
ini
bangsa
Indonesia berada alam era moderenisasi dan globalisasi. Arus informasi yang
begitu cepat merambah keberbagai lapisan masyarakat dan tidak terkecuali kaum
remaja, sehingga berbagai budaya dari luar dapat merubah pola pikir dan cara
pandang mereka dalam berbuat dan bertingkah laku. Berbagai aspirasi dan
kepentingan baik individu maupun kelompok banyak yang tersalurkan tidak sesuai
dengan norma-norma hukum dan etika yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya
dan harkat sebagai manusia.
3. Kurangnya
kesadaran pentingnya kelestarian adat istiadat kurangnya kepedulian dan
kesadaran remaja terhadap pelestarian adat budaya nyambai sering terjadi dimasa sekarang
ini. Hal ini mengakibatkan kebubudayaan daerah yang menjadi warisan secara
turun-temurun semakin memudar dan kurang dilestarikan. akibatnya remaja kurang
berminat untuk melestarikan adat budaya nyambai yang sebenarnya merupakan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
4. Efisiensi
Waktu rangkayan adat budaya nyambai dengan beberapa tahapan merupakan upacara adat yang memerlukan
waktu lama. masyarakat Lampung dimasa sekarang ini mengahendaki acara
perkawinan yang singkat.
5. Banyaknya
remaja yang merantau keluar desa, karena kurangya tempat pendidikan dan
kuarangnya lapangan pekerjaan sehingga banyak remaja yang merantau.
K. Melestarikan Tari
Nyambai
Upaya
Untuk Melestarikan kebudayaan lampung yakni Memperkenalkan tari nyambai kepada
generasi muda Dengan cara menyebarluaskan tentang tari nyambai tersebut
keseluruh generasi muda lampung atau warga pesisir barat baik penduduk asli
maupun pendatang. Tarian tersebut yang sebelumnya dipergunakan hanya untuk
kalangan garis keturunan penyimbang saja kini tiap tahun tari Nyambai tersebut
diladakan di hari lebaran idul fitri juga tepatnya di hari ke 4 idul fitri, dengan di adakan di hari idul
fitri tersebut diharapkan tari nyambai tidak akan punah. Tari ini
dijadikan salah satu sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat
Saibatin. Tari Nyambai tidak hanya berfungsi
sebagai sarana upacara saja akan tetapi juga cermin tantanan nilai budaya
masyarakat
L. Memperkenalkan Tari
Nyambai
Setiap
daerah memiliki ciri khas atau karakteristik yang membedakan budaya satu dengan
budaya lain, tidak terkecuali masyarakat suku Lampung. Masyarakat Lampung
mempunyai banyak kesenian tradisional dimanakesenian tradisionalnya itu dapat
menjadi identitas suku Lampung. Salah satukesenian tradisional yang dimiliki
masyarakat suku Lampung adalah tari Nyambai, yang dijadikan oleh masyarakat
adat Lampung Saibatin sebagai suatu identitas yang membedakan masyarakat adat
Lampung Saibatin dengan yang lainnya.
Penentuan
tari Nyambai sebagai identitas masyarakat adat Lampung Saibatin tidak begitu
saja terbentuk, melainkan melalui kesepakatan dari semua pihak dan berbagai
alasan. Kehidupan masyarakat yang di pekon Way Sindi, Kecamatan Karya Penggawa,
Kabupaten Pesisir Barat, masyarakatnya yang masih melaksanakan tradisi tari
adat yaitu tari Nyambai, yang sifatnya turuntemurun di kalangan masyarakat
sejak jaman nenek moyang. Biasanya, muli dan mekhanai dari masyarakat adat
Lampung Saibatin melakukan tari Nyambai pada malam sebelum dilakukannya upacara
perkawinan adat secara besar (Nayuh Balak), dan untuk keluarga punyimbang
(Saibatin), upacara ini sekaligus sebagai acara pemberian gelar adat kepada
kedua mempelai, untuk menggantikan kepemimpinan berikutnya.
Dalam setiap pelaksanaan peristiwa adat nayuh
balak, maka akan dihadirkan tari Nyambai sebagai pelengkap dari seluruh
rangkaian upacara nayuh balak. Tari Nyambai dilaksanakan pada malam hari di
tarup yang telah disiapkan sebagai acara puncak sebelum dilaksanakannya nayuh
balak yang sekaligus upacara pemberian gelar didalam tahta kepunyimbangan.
Dalam tari Nyambai terdapat beberapa rangkaian ragam gerakan yang memiliki
makna yang penting, sehingga bisa menjadi ciri khas dari masyarakat adat Lampung Saibatin.
Berdasarkan berbagai makna yang ada dalam tari Nyambai, maka tari tersebut
menjadi ciri khas budaya atau identitas masyarakat adat Lampung Saibatin.
Berikut Foto tentang Tari Nyambai :
(Foto tari Nyambai yang ditarikan oleh 6 orang penari muli (penari perempuan), foto ini saat memberi salam hormat kepada para penyimbang,para Raja-raja dan para undangan).
(Foto para penari yang sedang duduk di balik kain sarung, mereka menunggu di panggil untuk tampil tari nyambai selanjutnya.)
(Foto Tari nyambai yang di tarikan oleh 2 meranai (2 laki-laki). Ini adalah tari nyambai kipas berpasangan)
(Foto Muli batin dan Mekhanai batin, mereka adalah mewakili dari para Muli dan mekhanai / yang disebut dengan perwakilan dari muda dan mudi setempat )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar