Jumat, 29 Desember 2017

Chintya Viasepaca Saragih 15711010

Mandok Hatta Di Kalangan Anak Muda


Di indonesia banyak sekali adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku. Tradisi demi tradisi mereka lakukan disetiap acara. Di Sumatra Utara (Medan) yakni suku batak memiliki banyak sekali ragam adat istiadat salah satunya adalah Mandok Hata.
Mandok Hata ini dilakukan tepat pada pukul 00.00 WIB di malam tahun baru. Dalam tradisi Batak khususnya yang beragama Kristen, berkumpul bersama keluarga pada saat malam tahun baru itu adalah hal yang wajar. Pada saat itu kita berkumpul bersama membentuk lingkaran dan duduk di lantai. Biasanya acara dimulai dengan doa, dilanjutkan dengan nyanyian-nyanyian rohani yang dipimpin oleh salah satu anggota keluarga. Lalu masuklah pada inti acara yaitu “Mandok Hata” dimulai dari orang yang dituakan sampai anak yang paling kecil.
Banyak yang disampaikan, seperti permintamaaf, refleksi diri, sampai resolusi. Tidak jarang acara seperti ini jadi banjir air mata. Mandok Hata akan dilakukan terus menerus saat pergantian tahun. Disinilah para anggota keluarga akan berkupul bersama dan memiliki kesempatan untuk meminta maaf satu sama yang lain, namun tidak sedikit pula dari mereka yang dapat merayakan Mandok Hata dikarenakan merantau.
Dari beberapa teman yang memiliki suku batak mereka masih melakukan Mandok Hata pada malam tahun baru. Namun ternyata mandok hata ini dilakukan tidak hanya pada saat malam tahun baru. Tetapi juga pada saat ulang tahun, perpisahaan dan syukuran.
Ada beberapa muda-mudi yang mengatakan bahwa Mandok Hata penting untuk dilakukan, adapula yang mengatakan penting, namun tergantung pada orang-orangnya (memegang tradisi sangat erat atau tidak). Salah satu anak Pendeta Naek Siregar mengatakan “Penting, karena waktu kita Mandok Hata itu moment dimana kita bisa mengungkapkan apa saja yang biasanya ga bisa kita ungkapin. Moment dimana ngomong jujur, belajar bisa kasih doa buat orang lain kalo biasanya kita gengsi”, tutur Puput.
Tidak sedikit pula dari anak muda yang masih ikut serta dalam Mandok Hata pada malam tahun baru. Apalagi jika orang tua mereka memegang erat adat istiadat mereka. Akan sangat disayangkan jika salah satu anggota dari mereka tidak dapat hadir dalam acara Mandok Hata.
Mandok Hata ini sendiri dapat dilakukan bersama satu keluarga atau keluarga besar mulai dari opung sampai ke cucu. Pada saat malam tahun baru bagi mereka akan sangat mengharukan karena adanya sesi minta maaf satu persatu.
Perasaan deg-degan pada saat Mandok Hata sangat dirasakan oleh kaum muda-mudi. Karena di situ mereka akan mengakui kesalahan pada orang tua dan kerabat. Karena Mandok Hata ini dilakukan dengan sungguh-sungguh muda mudi tidak kepikiran lagi untuk foto moment tersebut karena rasa deg-degan yang mereka rasakan.
Kebersamaan yang mereka lakukan pada saat mandok hata inilah yang sangat dinanti, karena Mandok Hata hanya dilakukan setahun sekali. Mereka berkumpul bersama menikmati momen bersama, beribadah bersama, makan bersama, minum bersama. Hasil dari Mandok Hata inilah yang membuat keluarga semakin dekat dan memegang tali persaudaraan yang kuat serta mengajarkan arti kebersamaan yang harus selalu mereka terapkan di setiap keluarga.



Eceng Gondok Sebagai Pembalut Anti Klorin dan Dioxin

            Universita Bandar Lampung menyelenggarakan event besar yaitu CITE (CREATIVITY INNOVATION TECHNOLOGI ENTERPRENEURSHIP) 2017. Diselenggarakan mulai dari tanggal 23-26 Oktober 2017 di Mahligai Agung, Pasca Sarjana Universitas Bandar Lampung g. Acara tersebut memiliki empat kegiatan yaitu diantaranya adalah:
1.      Inspiring, dalam bentuk talkshow
2.      Expo dan Demo, unjuk pamer, hasil karya dari kalangan peneliti, pelajar maupun mahasiswa
3.      Concurren Session, mempertemukan para peneliti dan karyanya dengan juri yang dengan harapan dapat masuk dalam tahapan yang berbentuk komersialisasi dan pengembangan
4.      4th ICETD, kegiatan tahunan berupa seminar internasional yang dihadiri oleh beberapa peneliti dari berbagai negara dan puluhan Universitas Di Indonesia
Acara ini diselenggarakan untuk pelajar, mahasiswa maupun kalangan peneliti yang memiliki sebuah temuan atau karya yang akan mereka tunjukan dalam acara CITE ini. Hampir seluruh kabupaten provinsi Lampung mengikuti acara ini. Tiap SMK maupun Universitas juga mengikuti CITE yang diadakan oleh Universitas Bandar Lampung.
Ada banyak stand yang didirikan di dalam aula tersebut, mulai dari universitas-universitas, SMK dan para kalankgan Peneliti. Ada penemuan penggiling singkong, penghancur sampah, beras terbuat dari buah, pemanfaatan kulit pisang menjadi mie kwetiau, yang menarik adalah adanya pemakaian Henna gratis yang di lakukan oleh siswi SMK Negeri 3 Bandar Lampung dan masih banyak lagi.
Dari semua stand yang saya datangi pemanfaatan eceng gondo menjadi pembalut ini sangat unik. Karena pembalut adalah benda yang menjadi pelindung alat vital wanita saat PMS. Dalam artian jika kita salah memilih pembalut akan menyebabkan iritasi dan gatal-gatal. Namun karya anak SMA Negegeri 1 Punduh Pedada ini membuktikan bahwa eceng gondokdapat mereka jadikan pembalut anti klorin dan dioxin.
Pemanfaatan eceng gondok sebagai pembalut ini adalah karya ilmiah dari remaja SMA Negeri 1 Punduh Pedada. Mereka menamai pembalut ini adalah pembalut Arindi.
Yang melatar belakangi pembuatan pembalut dengan menggunakan eceng gondok ini adalah eceng gondok merupakan dalah satu serat alam yang melimpah keberadaannya di Indonesia. Eceng gondok kerap kali dianggap gulma oleh masyarakat karena dapat mengganggu lingkungan perairan.
Padahal, eceng gondok dapat di olah menjadi produk yang lebih bermanfaat, salah satunya adalah bahan pembuatan yang aman dan terbebas dari zat kimia. Pembalut yang beredar di pasaran dan sering digunakan oleh wanita pada umumnya memiliki resiko yang dapat membahayakan tubuh karena mengandung zat kimia berbahaya
Contohnya, adalah klorin yang dapat menyebabkan iritasi, keputihan, bahkan kemandulan. Dan dioxin yang dapat memicu kanker serviks.

                     Teknik pembuatan pembalut Arindi, dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Kupas kulit pada batang eceng gondok.
2.      Jemur eceng gondok.
3.      Potong kecil-kecil dan cuci eceng gondok.
4.      Haluskan eceng gondok.
5.      Rebus eceng gondok sekitar 250 gram dengan menambahkan garam dan daun sirih.
6.      Jemur serat eceng gondok.
7.      Jahit kain kasa sebagai bahan penyerap.
8.      Masukan serat ke dalam kain kasa dan jahit kembali.
9.      Jahit kain pembalut.
10.  Masukan bahan penyerap ke dalam kain pembalut.
11.  Pembalut arindi siap dikemas.
                     Untuk keunggulan produk tersebut adalah:
a.       Kompoisisi aman, komposisi yang digunakan alami karena tidak mengandung zat kimia berbahaya
b.      Nyaman dipakai, produk ini nyaman dipakai, tidak menyebabkan iritasi dan gatal-gatal
c.       Ramah lingkungan, produk ini turut serta dalam melestarikan lingkungan karena memanfaatkan eceng gondok.
                     Komposisi dan manfaat dari produk ini adalah
1)      Eceng gondok dapat megatasi gatal-gatak dan iritasi pada kulit
2)      Garam berperan sebagai penghambat munculnya bakteri
3)      Daun sirih berperan sebagai anti bakteri dan membantu mencegah terjadinya keputihan. 


Megahnya Pembukaan Ajang Penghargaan KPID 


Lampung Award 2017

Perkusi disertai oleh tarian.
Ajang penghargaan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Lampung Award 2017, kini diselenggarakan di Mahligai Pasca Sarjana Universitas Bandar Lampung. Pembukaan yang sangat meriah ini disambut oleh nyanyian perkusi dan tarian yang beragam. Kemegahan yang diberikan oleh KPID Lampung ini tidak membuat bosan para tamu undangan. Terlihat sangat jelas pada saat nyanyian di senandungkan banyak dari mereka yang mengikuti alunan lagu tersebut.
Ditambah lagi dengan Host Ibukota yang dibawakan oleh Aldi Teher. Acara ini dihadiri langsung oleh Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Perwakilan KPI pusat Dewi Setiarini, Ketua DPRD Lampung Dedi Afrizal, Kabid Humas Polda Kombes Sulistyaningsih, forkopimda, perwakilan KPID nasional, pimpinan lembaga penyiaran, dan pimpinan perguruan tinggi.
Ketua KPID Lampung Tamri Suhaimi mengatakan kegiatan tersebut merupakan apresiasi bagi lembaga penyiaran yang mengedukasi. Sebanyak 15 kategori diperebutkan 35 radio dan 20 televisi. Pada KPID Award ke-7 tersebut, seluruh lembaga penyiaran diharapkan menyajikan tayangan bermutu. KPID Lampung berterima kasih kepada Gubernur Lampung yang peduli pada penyiaran daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar