Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang sebagai Bahan
Pengganti Uyah Bleng
Latar Belakang
Saat ini penggunaan berbagai macam pengawet buatan
sudah berkembang luas di negara luar Indonesia maupun di Indonesia. Pengawet
buatan tersebut khususnya digunakan pada produk pangan dan sangat mudah
dijumpai hampir di semua jenis produk pangan yang beredar dan menjadi konsumsi
publik. Dampak terburuk dari mengonsumsi pengawet buatan adalah timbulnya
penyakit-penyakit yang berujung kematian. Pada tulisan berikut ini penulis
terinspirasi dari para siswa kreatif dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3
Metro dengan pemanfaatan kulit pisang sebagai pengganti bahan pengawet/uyah
bleng yang alami dan ramah lingkungan. Untuk itu, dengan adanya tulisan ini
penulis berharap bahwa semakin banyaknya karya-karya kreatif, inovatif dan
bermanfaat yang diciptakan oleh anak muda.
Indonesia terkenal dengan sumber daya alam yang
kaya. Salah satunya ialah Indonesia menjadi produsen pisang nomor tujuh di
dunia. Tidak terkecuali bahwa sangat mudah dijumpai saat ini khususnya kota
Metro, Lampung dan sekitarnya menjadi produsen terbesar olahan pisang. Pisang sendiri banyak mengandung vitamin B, C,
magnesium, zat besi, fosfor, kalium dan kalsium. Namun, dari olahan pisang
tersebut menimbulkan limbah kulit pisang yang sangat menumpuk dan merupakan
salah satu faktor timbulnya bau tidak sedap pada sampah. Terinspirasi dari
kenyataan yang ada, para siswa SMK N 3 Metro memanfaatkan limbah kulit pisang
tersebut sebagai ajang unjuk prestasi dan meraih juara pertama dalam ajang
kegiatan Teknologi dan Inovasi Terapan atau Teknologi Tepat Guna (TTG) di kota
Metro1. Amrina Rosyada, Aulia Rawigama, dan Diki Indriani para siswa
SMK N 3 Metro merupakan penggagas dalam pemanfaatan limbah kulit pisang yang
dijadikan sebagai pengganti uyah bleng.
Mereka menuturkan bahwa penelitian tersebut bertujuan
untuk mengurangi limbah kulit pisang dan didasarkan pada keinginan untuk
memanfaatkan limbah kulit pisang yang dapat berguna bagi masyarakat serta
berjuang untuk membangkitkan semangat anak muda untuk terus berkarya. Salah
satu inovasi yang mereka ciptakan adalah kulit pisang tersebut dijadikan
sebagai bahan dasar tambahan dalam proses pembuatan produk pangan berupa mie.
Kulit pisang berfungsi untuk mengenyalkan dan mengawetkan mie tersebut sehingga
menghasilkan mie yang sehat dan aman untuk di konsumsi masyarakat.
Pengertian
·
Uyah
Dalam bahasa Jawa, Sunda, ‘uyah’ sendiri memiliki
arti ‘ garam’.
·
Bleng
Bleng adalah sebutan untuk salah satu zat
berbahaya dengan nama ilmiah Natrium Biborat, Natrium Piroborat, Natrium
Teraborat. Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks/asam borat murni yang
biasa dibuat oleh industri farmasi.
Bleng (natrium biborat, natrium piroborat,
natrium tetraborat) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi.
Bentuknya panjang dan berwarna agak kuning. Zat ini adalah bentuk tidak murni
dari asam borat, sementara bentuk murninya banyak dikenal dengan nama boraks.2
·
Uyah Bleng
Secara umum, uyah bleng adalah garam bleng atau biasa sering
disebut dan dikenal sebagai boraks dikarenakan memiliki fungsi yang sama. Garam
bleng adalah campuran garam mineral yang digunakan secara luas untuk membuat
makan tradisional.
Fungsi Uyah Bleng
Garam bleng
memiliki fungsi untuk mengembangkan dan memberikan kekenyalan pada bahan
makanan serta memberi aroma dan rasa yang khas.
Fungsi Kulit Pisang sebagai Pengganti Uyah Bleng pada Produk
Pangan
Dari
penelitian yang dilakukan oleh para siswa SMK N 3 Metro, penggunaan kulit pisang
ini dijadikan sebagai pengganti uyah bleng/garam bleng yang berfungsi untuk
mengenyalkan dan mengawetkan serta menambah cita rasa pada sebuah produk
pangan.
Inovasi
ini mereka terapkan pada produk pangan yang membawa mereka sebagai juara
pertama dalam ajang TTG adalah bahwa kulit pisang tersebut dijadikan sebagai
bahan dasar tambahan dalam proses pembuatan produk pangan berupa mie. Kulit
pisang berfungsi untuk mengenyalkan dan mengawetkan mie tersebut sehingga
menghasilkan mie yang sehat dan aman untuk di konsumsi masyarakat. Dengan
adanya tambahan olahan kulit pisang pada bahan dasar proses pembuatan mie
membuat mie tersebut tahan lama pada suhu ruang sekalipun hingga bertahan
kurang lebih 1 bulan.
Cara Pengolahan
1. Cuci kulit pisang sampai bersih kemudian di iris,
lalu di rebus hingga empuk
2. Tiriskan dan haluskan kulit pisang menggunakan
bantuan blender atau lainnya
3. Lalu siapkan bahan-bahan seperti tepung terigu,
tepung aci, garam, telur ditambahkan dengan pisang yang telah di haluskan dan
sisa rebusan kulit pisang. Lalu di uleni hingga kalis
4. Giling adonan sesuai selera mie yang diinginkan
Kelebihan
Limbah
kulit pisang yang menumpuk dan kurang termanfaatkan dengan baik menjadikan
motivasi bagi para siswa SMK N 3 Metro sebagai peluang usaha dan peluang unjuk
prestasi dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki berdasarkan hasil olahan
limbah kulit pisang tersebut yang terus mereka kembangkan selama 1 tahun
belakangan ini. Dengan harapan bahwa inovasi ini dapat membantu :
1.
Mengurangi limbah kulit
pisang
2.
Memanfaatkan kulit pisang
yang kaya akan kandungan mineral dengan lebih baik
3.
Menciptakan produk pangan
yang bebas pengawet buatan
4.
Mengurangi limbah sampah
5.
Memanfaatkan peluang yang
ada sebagai bagian dari pengalaman dalam bidang prestasi
6.
Memotivasi anak muda untuk
terus berkarya, menumbuhkan ide-ide yang kreatif dan inovatif
7.
Memenuhi kebutuhan
masyarakat
8.
Menghasilkan aspek ekonomi
Kekurangan
Tidak luput
dari kelebihan, para siswa SMK N 3 Metro juga menemukan kendala-kendala kecil
yang menjadi hambatan para siswa SMK N 3 Metro untuk mengembangkan penggunaan
limbah kulit pisang yang lebih bermanfaat diantaranya :
1. Penemuan ini belum dipatenkan
2. Alat, sistem penjualan, tempat, dana dan tata cara pengelolaan
3. Kurang menarik minat masyarakat, produk kurang menjual
4. Belum terjaminnya kebersihan dan kualitas kulit pisang yang
dipilih
5. Belum ada kejelasan dalam tempat pengambilan kulit pisang untuk di
jadikan olahan
Lampiran :
Sumber :
2http://anitanet.staff.ipb.ac.id/artikel-article/hobbies/kumpulan-resep-masakan/bahaya-boraks-bleng/
2https://food.detik.com/info-kuliner/d-1950663/bleng-bahan-kimia-mirip-boraks-biasa-dipakai-untuk-kerupuk
Pempek Palembang mencapai Mancanegara
Latar Belakang
Indonesia diduduki oleh
35 provinsi dan sekitar 13.000 pulau yang tercatat resmi oleh PBB. Bangsa Indonesia
kaya akan keanekaragaman suku, budaya, sumber daya alam, bahasa, makanan khas
Nusantara dan lainnya. Salah satu dari keanekaragaman tersebut yaitu makanan
khas Nusantara menjadi titik minat penulis dalam penulisannya kali ini. Dengan tema
yang diusung oleh penulis, ia terinspirasi dari latar belakang keluarganya yang
berasal dari provinsi Sumatera Selatan dan kerinduannya mengenalkan macam-macam
makanan khas Nusantara kepada masyarakat global.
Sumatera Selatan dengan
ibukotanya Palembang terkenal dengan makanan khasnya yaitu pempek/empek-empek, adapun
saat ini pempek/empek-empek bisa disebut sebagai ikon kota Palembang. Ketika
berkunjung ke Palembang atau hanya sekedar mendengar kata Palembang, yang
terpikirkan oleh kita adalah makanan khasnya yaitu pempek atau empek-empek.
Faktanya, makanan yang bahan utamanya terbuat dari ikan ini tidak hanya
digemari oleh masyarakat Indonesia tetapi juga digemari di mancanegara. Dalam
kehadirannya, pempek merupakan makanan yang halal dan baik untuk di konsumsi
semua kalangan dan diidam-idamkan.
Beralaskan penulis
bertempat tinggal di provinsi Lampung, maka penelitian kali ini berlokasi pada
provinsi Lampung di daerah Bandar Lampung. Saat ini sudah banyak ditemukan
tempat makan pempek yaitu kurang lebih sekitar 20 lokasi bahkan lebih di Bandar
Lampung. Bahkan saat ini pempek tidak hanya menjadi buruan jajanan masyarakat
Lampung, tetapi sudah dijadikan buah tangan masyarakat Lampung kepada sanak saudaranya
di luar provinsi Lampung dan mancanegara yang rindu akan cita rasa pempek
tersebut. Bisa dikatakan pada jaman sekarang pempek sudah menjadi makanan
legendaris dan mencapai mancanegara berkat tangan-tangan yang pandai mengolah
makanan ini. Realitasnya, pempek termasuk dalam salah satu jenis kuliner
Nusantara paling dicari oleh wisatawan domestik dan asing.
Sejarah Pempek
Menurut
sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Tionghoa ke Palembang, yaitu di sekitar abad
ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau
pempek diyakini berasal dari sebutan apek atau pek-pek,
yaitu sebutan untuk paman atau lelaki tua Tionghoa.
Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di
daerah Perakitan (tepian Sungai Musi)
merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang
belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan
dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging
ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan
baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh
karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan
tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.
Namun, cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena
singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16,
sementara bangsa Tionghoa telah menghuni Palembang sekurang-kurangnya semenjak
masa Sriwijaya.
Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Dalam pada itu Sultan
Mahmud Badaruddin baru dilahirkan tahun 1767. Walaupun begitu memang sangat
mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Tionghoa seperti bakso ikan, kekian atau pun ngohiang.
Kondisi Terkini
Pempek sebagai kuliner
khas Palembang sudah dikenal luas di Indonesia. Namun di dunia internasional
pempek masih kalah dengan rendang kuliner khas Minangkabau. Agar pempek bisa
dikenal luas di mancanegara, walikota Palembang Harnojoyo mengumpulkan ratusan
pengusaha pempek yang ada di kota Palembang dan menurutnya pempek ditargetkan go internasional pada tahun 2030. Mendagri
Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa pempek semakin banyak digemari wisatawan
mancanegara dan didapatkan dari data jumlah pempek yang dikirim ke luar negeri
menyebutkan ada 6-7 ton pempek per hari yang dikirim ke luar negeri.
Cara Pembuatan
Dengan meluasnya
keberadaan pempek hingga mencapai mancanegara, banyak sekali orang ingin
belajar bagaimana proses pembuatan pempek tersebut sehingga dapat digemari oleh
semua warga dunia.
Cara Membuat Pempek Palembang
Bahan :
½ kg daging ikan tenggiri
½ kg tepung sagu tani
2 bh telur
1½ sdt garam
250 cc air dingin
1 sdt vetsin
Cara :
1. Daging ikan dihaluskan
sampai lembut
2. Campurkan telur, garam,
vetsin dan tuang air dingin sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai
merata. Tambahkan tepung sagu uleni hingga rata
3. Bentuk adonan sesuai
jenis pempek
4. Setelah adonan terbentuk
lalu direbus dalam air yang banyak sampai mengapung
5. Goreng dahulu sebentar
lalu diiris-iris sebelum dihidangkan dengan kuah cuka
Cara Membuat Cuka Pempek Palembang
Bahan :
250 gram gula aren
300-400 ml air, bahkan bisa dikurangi untuk kuah
cuko yang lebih kental
30 gram bawang putih, haluskan
30 buah cabe rawit hijau, haluskan
1/2 sdt garam
30 gram asam jawa
Bisa tambahkan 1/2 sdt vetsin (ajinomoto) atau
sesuai selera
Ebi secukupnya disangrai (goreng tanpa minyak),
lalu tumbuk halus (jika ebi basah, dijemur dahulu hingga kering sebelum
disangrai)
Cara :
1.
Masak air bersama gula aren hingga benar-benar mendidih, masukkan
bawang putih, cabe rawit, garam, vetsin dan asam jawa
2.
Masak sambil diaduk rata hingga mendidih, matikan api lalu angkat
dan saring. Didihkan kembali sambil terus diaduk, biarkan mendidih agak lama
sebagai tips untuk cuka pempek agar tidak bau
3.
Angkat dan cuka pempek yang kental sudah siap disajikan, tambahkan
ebi sangrai jika ingin berasa lebih gurih lalu aduk rata
Jenis-jenis Pempek Palembang
·
Kapal selam
Saat proses merebus, pempek ini jatuh ke dalam
(air rebusan) bentuknya juga lebih besar. Pempek ini tenggelam, makanya disebut
kapal selam. Pempek kapal selam sejatinya dibentuk
layaknya kantung, kemudian dimasukkan telur mentah. Kantung pun ditutup dengan
cara tertentu. Jika adonan pempek terlalu tipis atau tak tertutup rapat, maka
isian telur mentah di dalam akan bocor dan pempek kapal selam akan gagal.
·
Tekwan
Tekwan terbuat dari campuran daging ikan dan tapioka, yang dibentuk berupa bulatan kecil-kecil, dan
disajikan dalam kuah udang dengan rasa yang khas. Biasanya pelengkap tekwan
adalah sohun, irisan bengkoang dan jamur, serta ditaburi irisan daun
bawang, seledri, dan bawang
goreng.
·
Lenggang
Pempek lenggang adalah pempek yang terdiri dari
campuran telur dan potongan pempek yang dimasak dengan cara dipanggang.
·
Model
Pempek model adalah pempek berisi tahu yang
dilapisi adonan pempek yang tebal. Biasanya di tambah dengan bahan pelengkap
seperti bawang goreng, seledri, jamur kuping dan bengkoang. Model ini lebih
enak dimasak sup daripada digoreng.
·
Lenjer
Lenjer ini sendiri bisa digoreng atau direbus
lalu dimakan dengan kuah cuka. Pempek lenjer merupakan adonan pempek yang
setelah berbentuk pempek hanya di rebus atau di goreng saja tanpa ada isian di
dalamnya.
·
Keriting
Pempek keriting adalah pempek yang dibentuk
dengan menggunakan alat khusus atau biasa disebut pirikan sehingga ia berbentuk
bulat tetapi keriting. Biasa dimakan dengan kuah cuka baik direbus maupun
digoreng.
·
Adaan
Pempek adaan merupakan pempek yang berbentuk
bulat. Dinamakan pempek adaan, karena langsung dibuat dari adonan tanpa direbus
dulu, jadi dari adonan langsung digoreng.
·
Telor
Seperti namanya, pempek yang satu ini memiliki
isi telor yang dikocok, dan bentuknya menyerupai pempek
kapal selam, namun dengan
ukuran yang lebih kecil. Biasanya perbandingan ukurannya adalah 1 banding
4 atau 1 banding 5 dengan kapal selam.
·
Kulit
Pempek kulit adalah adonan pempek yang terbuat dari campuran kulit
ikan dan dagingnya. Biasanya di bentuk secara bulat dan pipih lalu digoreng.
Sumber :
http://travel.kompas.com/read/2011/01/07/0846104/Mau.Coba.15.Macam.Pempekhttp://pempeklince.com/Menu/pempek-adaan/
KPID Award 2017, Ajang Penghargaan Komisi Penyiaran
Indonesia Daerah Lampung
Ajang Penghargaan Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah (KPID) Lampung Award 2017 dibuka dengan tema Penyiaran Sehat Menuju Lampung yang Helaw diselenggarakan di Gedung
Mahligai Agung Pasca Sarjana Universitas Bandar Lampung, Selasa 28 November
2017. Dihadiri oleh sejumlah petinggi di Provinsi Lampung yaitu Gubernur
Lampung M. Ridho Ficardo, Ketua KPID Lampung, Ketua DPRD Provinsi Lampung,
Kabid Humas Polda Lampung, Komisioner KPID Lampung, Kadis Kominfotik, Tokoh
Masyarakat, Mahasiswa, Media dan Penyiar TV, Radio Lampung. Ajang penghargaan ini bertujuan agar setiap lembaga
penyiaran di Provinsi Lampung memproduksi siaran yang mencerdaskan, sehat,
bermanfaat dan merupakan barometer kompetisi sehat dan tidak kalah pentingnya adalah
wadah silaturahmi antar insan penyiar. Produksi siaran juga dituntut inovatif, mendidik,
informatif, sehat, dan menghibur. KPID Lampung Award memberikan
penghargaan sebanyak 15 kategori untuk diperebutkan oleh 35 lembaga
penyiaran radio dan 20 lembaga penyiaran televisi di Provinsi Lampung.
Acara
KPID Lampung Award 2017 dapat dikatakan sukses, meriah dan mengundang perhatian
mahasiswa dan tamu undangan lainnya dengan isi acara yang sangat informatif dan
menghibur. Disambut dengan tarian Sigeh Pengunten sebagai pembuka acara
menambah suasana meriah acara tersebut yang dibawakan oleh artis terkenal Aldi
Taher yang dipercayakan sebagai pemandu acara. Kehadiran informasi saat ini sangat penting
khususnya untuk membangun opini publik serta wawasan masyarakat Lampung yang
positif dan maju. Oleh karena itu, setiap konten penyiaran baik oleh televisi
maupun radio dituntut kontekstual dan positif dalam menjaga bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan memperkuat kehadiran negara di setiap
warga negara. Tentunya dengan memberikan informasi yang benar, tepat,
kontekstual sesuai dengan visi misi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan pastinya
KPID harus selalu menjadi garda terdepan dalam mengawal
informasi, mengingat begitu pentingnya peran KPID dalam menjaga, memperhatikan,
memonitor informasi yang diberikan media kepada masyarakat demi membangun
kepercayaan masyarakat pemerintah.
Sumber
:
Terimakasih kak sudah di upload ciptaan saya kak yang kulit pisang sebagai bahan pengganti Uyah bleng pada mie.saya Ade Listanto selaku pencipta merasa berterimakasih kak.da. Sudah di berikan kekurangannya juga.
BalasHapus