Rabu, 27 Desember 2017

BERLY CHIANADA / 15711003

Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang sebagai Bahan Pengganti Uyah Bleng

Latar Belakang
Saat ini penggunaan berbagai macam pengawet buatan sudah berkembang luas di negara luar Indonesia maupun di Indonesia. Pengawet buatan tersebut khususnya digunakan pada produk pangan dan sangat mudah dijumpai hampir di semua jenis produk pangan yang beredar dan menjadi konsumsi publik. Dampak terburuk dari mengonsumsi pengawet buatan adalah timbulnya penyakit-penyakit yang berujung kematian. Pada tulisan berikut ini penulis terinspirasi dari para siswa kreatif dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Metro dengan pemanfaatan kulit pisang sebagai pengganti bahan pengawet/uyah bleng yang alami dan ramah lingkungan. Untuk itu, dengan adanya tulisan ini penulis berharap bahwa semakin banyaknya karya-karya kreatif, inovatif dan bermanfaat yang diciptakan oleh anak muda.
Indonesia terkenal dengan sumber daya alam yang kaya. Salah satunya ialah Indonesia menjadi produsen pisang nomor tujuh di dunia. Tidak terkecuali bahwa sangat mudah dijumpai saat ini khususnya kota Metro, Lampung dan sekitarnya menjadi produsen terbesar olahan pisang.  Pisang sendiri banyak mengandung vitamin B, C, magnesium, zat besi, fosfor, kalium dan kalsium. Namun, dari olahan pisang tersebut menimbulkan limbah kulit pisang yang sangat menumpuk dan merupakan salah satu faktor timbulnya bau tidak sedap pada sampah. Terinspirasi dari kenyataan yang ada, para siswa SMK N 3 Metro memanfaatkan limbah kulit pisang tersebut sebagai ajang unjuk prestasi dan meraih juara pertama dalam ajang kegiatan Teknologi dan Inovasi Terapan atau Teknologi Tepat Guna (TTG) di kota Metro1. Amrina Rosyada, Aulia Rawigama, dan Diki Indriani para siswa SMK N 3 Metro merupakan penggagas dalam pemanfaatan limbah kulit pisang yang dijadikan sebagai pengganti uyah bleng.
Mereka menuturkan bahwa penelitian tersebut bertujuan untuk mengurangi limbah kulit pisang dan didasarkan pada keinginan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang yang dapat berguna bagi masyarakat serta berjuang untuk membangkitkan semangat anak muda untuk terus berkarya. Salah satu inovasi yang mereka ciptakan adalah kulit pisang tersebut dijadikan sebagai bahan dasar tambahan dalam proses pembuatan produk pangan berupa mie. Kulit pisang berfungsi untuk mengenyalkan dan mengawetkan mie tersebut sehingga menghasilkan mie yang sehat dan aman untuk di konsumsi masyarakat.

Pengertian
·         Uyah
Dalam bahasa Jawa, Sunda, ‘uyah’ sendiri memiliki arti ‘ garam’.
·         Bleng
Bleng adalah sebutan untuk salah satu zat berbahaya dengan nama ilmiah Natrium Biborat, Natrium Piroborat, Natrium Teraborat. Bleng adalah bentuk tidak murni dari boraks/asam borat murni yang biasa dibuat oleh industri farmasi.
Bleng (natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat) adalah campuran garam mineral konsentrasi tinggi. Bentuknya panjang dan berwarna agak kuning. Zat ini adalah bentuk tidak murni dari asam borat, sementara bentuk murninya banyak dikenal dengan nama boraks.2
·         Uyah Bleng
Secara umum, uyah bleng adalah garam bleng atau biasa sering disebut dan dikenal sebagai boraks dikarenakan memiliki fungsi yang sama. Garam bleng adalah campuran garam mineral yang digunakan secara luas untuk membuat makan tradisional.

Fungsi Uyah Bleng
Garam bleng memiliki fungsi untuk mengembangkan dan memberikan kekenyalan pada bahan makanan serta memberi aroma dan rasa yang khas.

Fungsi Kulit Pisang sebagai Pengganti Uyah Bleng pada Produk Pangan
Dari penelitian yang dilakukan oleh para siswa SMK N 3 Metro, penggunaan kulit pisang ini dijadikan sebagai pengganti uyah bleng/garam bleng yang berfungsi untuk mengenyalkan dan mengawetkan serta menambah cita rasa pada sebuah produk pangan.
Inovasi ini mereka terapkan pada produk pangan yang membawa mereka sebagai juara pertama dalam ajang TTG adalah bahwa kulit pisang tersebut dijadikan sebagai bahan dasar tambahan dalam proses pembuatan produk pangan berupa mie. Kulit pisang berfungsi untuk mengenyalkan dan mengawetkan mie tersebut sehingga menghasilkan mie yang sehat dan aman untuk di konsumsi masyarakat. Dengan adanya tambahan olahan kulit pisang pada bahan dasar proses pembuatan mie membuat mie tersebut tahan lama pada suhu ruang sekalipun hingga bertahan kurang lebih 1 bulan.

Cara Pengolahan
1.      Cuci kulit pisang sampai bersih kemudian di iris, lalu di rebus hingga empuk
2.      Tiriskan dan haluskan kulit pisang menggunakan bantuan blender atau lainnya
3.      Lalu siapkan bahan-bahan seperti tepung terigu, tepung aci, garam, telur ditambahkan dengan pisang yang telah di haluskan dan sisa rebusan kulit pisang. Lalu di uleni hingga kalis
4.      Giling adonan sesuai selera mie yang diinginkan

Kelebihan
Limbah kulit pisang yang menumpuk dan kurang termanfaatkan dengan baik menjadikan motivasi bagi para siswa SMK N 3 Metro sebagai peluang usaha dan peluang unjuk prestasi dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki berdasarkan hasil olahan limbah kulit pisang tersebut yang terus mereka kembangkan selama 1 tahun belakangan ini. Dengan harapan bahwa inovasi ini dapat membantu :
1.      Mengurangi limbah kulit pisang
2.      Memanfaatkan kulit pisang yang kaya akan kandungan mineral dengan lebih baik
3.      Menciptakan produk pangan yang bebas pengawet buatan
4.      Mengurangi limbah sampah
5.      Memanfaatkan peluang yang ada sebagai bagian dari pengalaman dalam bidang prestasi
6.      Memotivasi anak muda untuk terus berkarya, menumbuhkan ide-ide yang kreatif dan inovatif
7.      Memenuhi kebutuhan masyarakat
8.      Menghasilkan aspek ekonomi

Kekurangan
Tidak luput dari kelebihan, para siswa SMK N 3 Metro juga menemukan kendala-kendala kecil yang menjadi hambatan para siswa SMK N 3 Metro untuk mengembangkan penggunaan limbah kulit pisang yang lebih bermanfaat diantaranya :
1.      Penemuan ini belum dipatenkan
2.      Alat, sistem penjualan, tempat, dana dan tata cara pengelolaan
3.      Kurang menarik minat masyarakat, produk kurang menjual
4.      Belum terjaminnya kebersihan dan kualitas kulit pisang yang dipilih
5.      Belum ada kejelasan dalam tempat pengambilan kulit pisang untuk di jadikan olahan

Lampiran :


















Sumber :

2https://food.detik.com/info-kuliner/d-1950663/bleng-bahan-kimia-mirip-boraks-biasa-dipakai-untuk-kerupuk




Pempek Palembang mencapai Mancanegara


Latar Belakang

Indonesia diduduki oleh 35 provinsi dan sekitar 13.000 pulau yang tercatat resmi oleh PBB. Bangsa Indonesia kaya akan keanekaragaman suku, budaya, sumber daya alam, bahasa, makanan khas Nusantara dan lainnya. Salah satu dari keanekaragaman tersebut yaitu makanan khas Nusantara menjadi titik minat penulis dalam penulisannya kali ini. Dengan tema yang diusung oleh penulis, ia terinspirasi dari latar belakang keluarganya yang berasal dari provinsi Sumatera Selatan dan kerinduannya mengenalkan macam-macam makanan khas Nusantara kepada masyarakat global.

Sumatera Selatan dengan ibukotanya Palembang terkenal dengan makanan khasnya yaitu pempek/empek-empek, adapun saat ini pempek/empek-empek bisa disebut sebagai ikon kota Palembang. Ketika berkunjung ke Palembang atau hanya sekedar mendengar kata Palembang, yang terpikirkan oleh kita adalah makanan khasnya yaitu pempek atau empek-empek. Faktanya, makanan yang bahan utamanya terbuat dari ikan ini tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia tetapi juga digemari di mancanegara. Dalam kehadirannya, pempek merupakan makanan yang halal dan baik untuk di konsumsi semua kalangan dan diidam-idamkan.

Beralaskan penulis bertempat tinggal di provinsi Lampung, maka penelitian kali ini berlokasi pada provinsi Lampung di daerah Bandar Lampung. Saat ini sudah banyak ditemukan tempat makan pempek yaitu kurang lebih sekitar 20 lokasi bahkan lebih di Bandar Lampung. Bahkan saat ini pempek tidak hanya menjadi buruan jajanan masyarakat Lampung, tetapi sudah dijadikan buah tangan masyarakat Lampung kepada sanak saudaranya di luar provinsi Lampung dan mancanegara yang rindu akan cita rasa pempek tersebut. Bisa dikatakan pada jaman sekarang pempek sudah menjadi makanan legendaris dan mencapai mancanegara berkat tangan-tangan yang pandai mengolah makanan ini. Realitasnya, pempek termasuk dalam salah satu jenis kuliner Nusantara paling dicari oleh wisatawan domestik dan asing.


Sejarah Pempek

Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Tionghoa ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan apek atau pek-pek, yaitu sebutan untuk paman atau lelaki tua Tionghoa.
Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.
Namun, cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16, sementara bangsa Tionghoa telah menghuni Palembang sekurang-kurangnya semenjak masa Sriwijaya. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Dalam pada itu Sultan Mahmud Badaruddin baru dilahirkan tahun 1767. Walaupun begitu memang sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Tionghoa seperti bakso ikan, kekian atau pun ngohiang.

Kondisi Terkini

Pempek sebagai kuliner khas Palembang sudah dikenal luas di Indonesia. Namun di dunia internasional pempek masih kalah dengan rendang kuliner khas Minangkabau. Agar pempek bisa dikenal luas di mancanegara, walikota Palembang Harnojoyo mengumpulkan ratusan pengusaha pempek yang ada di kota Palembang dan menurutnya pempek ditargetkan go internasional pada tahun 2030. Mendagri Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa pempek semakin banyak digemari wisatawan mancanegara dan didapatkan dari data jumlah pempek yang dikirim ke luar negeri menyebutkan ada 6-7 ton pempek per hari yang dikirim ke luar negeri. 

Cara Pembuatan

Dengan meluasnya keberadaan pempek hingga mencapai mancanegara, banyak sekali orang ingin belajar bagaimana proses pembuatan pempek tersebut sehingga dapat digemari oleh semua warga dunia.
Cara Membuat Pempek Palembang
Bahan :
½ kg daging ikan tenggiri
½ kg tepung sagu tani
2 bh telur
1½ sdt garam
250 cc air dingin
1 sdt vetsin

Cara :
1.      Daging ikan dihaluskan sampai lembut
2.      Campurkan telur, garam, vetsin dan tuang air dingin sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai merata. Tambahkan tepung sagu uleni hingga rata
3.      Bentuk adonan sesuai jenis pempek
4.      Setelah adonan terbentuk lalu direbus dalam air yang banyak sampai mengapung
5.      Goreng dahulu sebentar lalu diiris-iris sebelum dihidangkan dengan kuah cuka

Cara Membuat Cuka Pempek Palembang
Bahan : 
250 gram gula aren
300-400 ml air, bahkan bisa dikurangi untuk kuah cuko yang lebih kental
30 gram bawang putih, haluskan
30 buah cabe rawit hijau, haluskan
1/2 sdt garam
30 gram asam jawa
Bisa tambahkan 1/2 sdt vetsin (ajinomoto) atau sesuai selera
Ebi secukupnya disangrai (goreng tanpa minyak), lalu tumbuk halus (jika ebi basah, dijemur dahulu hingga kering sebelum disangrai)



Cara :
1.      Masak air bersama gula aren hingga benar-benar mendidih, masukkan bawang putih, cabe rawit, garam, vetsin dan asam jawa
2.      Masak sambil diaduk rata hingga mendidih, matikan api lalu angkat dan saring. Didihkan kembali sambil terus diaduk, biarkan mendidih agak lama sebagai tips untuk cuka pempek agar tidak bau
3.      Angkat dan cuka pempek yang kental sudah siap disajikan, tambahkan ebi sangrai jika ingin berasa lebih gurih lalu aduk rata


Jenis-jenis Pempek Palembang

·         Kapal selam
Saat proses merebus, pempek ini jatuh ke dalam (air rebusan) bentuknya juga lebih besar. Pempek ini tenggelam, makanya disebut kapal selam. Pempek kapal selam sejatinya dibentuk layaknya kantung, kemudian dimasukkan telur mentah. Kantung pun ditutup dengan cara tertentu. Jika adonan pempek terlalu tipis atau tak tertutup rapat, maka isian telur mentah di dalam akan bocor dan pempek kapal selam akan gagal.













·         Tekwan
Tekwan terbuat dari campuran daging ikan dan tapioka, yang dibentuk berupa bulatan kecil-kecil, dan disajikan dalam kuah udang dengan rasa yang khas. Biasanya pelengkap tekwan adalah sohun, irisan bengkoang dan jamur, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng. 
  












·         Lenggang
Pempek lenggang adalah pempek yang terdiri dari campuran telur dan potongan pempek yang dimasak dengan cara dipanggang.
  











·         Model
Pempek model adalah pempek berisi tahu yang dilapisi adonan pempek yang tebal. Biasanya di tambah dengan bahan pelengkap seperti bawang goreng, seledri, jamur kuping dan bengkoang. Model ini lebih enak dimasak sup daripada digoreng.












·         Lenjer
Lenjer ini sendiri bisa digoreng atau direbus lalu dimakan dengan kuah cuka. Pempek lenjer merupakan adonan pempek yang setelah berbentuk pempek hanya di rebus atau di goreng saja tanpa ada isian di dalamnya.












·         Keriting
Pempek keriting adalah pempek yang dibentuk dengan menggunakan alat khusus atau biasa disebut pirikan sehingga ia berbentuk bulat tetapi keriting. Biasa dimakan dengan kuah cuka baik direbus maupun digoreng.












·         Adaan
Pempek adaan merupakan pempek yang berbentuk bulat. Dinamakan pempek adaan, karena langsung dibuat dari adonan tanpa direbus dulu, jadi dari adonan langsung digoreng. 


 












·         Telor
Seperti namanya, pempek yang satu ini memiliki isi telor yang dikocok, dan bentuknya menyerupai pempek kapal selam, namun dengan ukuran yang lebih kecil. Biasanya perbandingan ukurannya adalah 1 banding 4 atau 1 banding 5 dengan kapal selam.


 










·         Kulit
Pempek kulit adalah adonan pempek yang terbuat dari campuran kulit ikan dan dagingnya. Biasanya di bentuk secara bulat dan pipih lalu digoreng.
  

 









Sumber :





KPID Award 2017, Ajang Penghargaan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Lampung



Ajang Penghargaan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Lampung Award 2017 dibuka dengan tema Penyiaran Sehat Menuju Lampung yang Helaw diselenggarakan di Gedung Mahligai Agung Pasca Sarjana Universitas Bandar Lampung, Selasa 28 November 2017. Dihadiri oleh sejumlah petinggi di Provinsi Lampung yaitu Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, Ketua KPID Lampung, Ketua DPRD Provinsi Lampung, Kabid Humas Polda Lampung, Komisioner KPID Lampung, Kadis Kominfotik, Tokoh Masyarakat, Mahasiswa, Media dan Penyiar TV, Radio Lampung. Ajang penghargaan ini bertujuan agar setiap lembaga penyiaran di Provinsi Lampung memproduksi siaran yang mencerdaskan, sehat, bermanfaat dan merupakan barometer kompetisi sehat dan tidak kalah pentingnya adalah wadah silaturahmi antar insan penyiar. Produksi siaran juga dituntut inovatif, mendidik, informatif, sehat, dan menghibur. KPID Lampung Award memberikan penghargaan sebanyak 15 kategori untuk diperebutkan oleh 35 lembaga penyiaran radio dan 20 lembaga penyiaran televisi di Provinsi Lampung.

Acara KPID Lampung Award 2017 dapat dikatakan sukses, meriah dan mengundang perhatian mahasiswa dan tamu undangan lainnya dengan isi acara yang sangat informatif dan menghibur. Disambut dengan tarian Sigeh Pengunten sebagai pembuka acara menambah suasana meriah acara tersebut yang dibawakan oleh artis terkenal Aldi Taher yang dipercayakan sebagai pemandu acara. Kehadiran informasi saat ini sangat penting khususnya untuk membangun opini publik serta wawasan masyarakat Lampung yang positif dan maju. Oleh karena itu, setiap konten penyiaran baik oleh televisi maupun radio dituntut kontekstual dan positif dalam menjaga bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan memperkuat kehadiran negara di setiap warga negara. Tentunya dengan memberikan informasi yang benar, tepat, kontekstual sesuai dengan visi misi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan pastinya KPID harus selalu menjadi garda terdepan dalam mengawal informasi, mengingat begitu pentingnya peran KPID dalam menjaga, memperhatikan, memonitor informasi yang diberikan media kepada masyarakat demi membangun kepercayaan masyarakat pemerintah.

Sumber :







1 komentar:

  1. Terimakasih kak sudah di upload ciptaan saya kak yang kulit pisang sebagai bahan pengganti Uyah bleng pada mie.saya Ade Listanto selaku pencipta merasa berterimakasih kak.da. Sudah di berikan kekurangannya juga.

    BalasHapus