Tugas 1
TOR(Term of reference)
Tema :
Olahraga Karate (KKI)
Judul : Di
dalam Tubuh yang Sehat Terdapat Jiwa yang Kuat
I.
Latar Belakang
Semakin modernnya
jaman, maka semakin banyak budaya luar yang masuk ke Indonesia salah satunya
yaitu olahraga Karate. Olahraga karate sendiri berasal dari negara Jepang, yang
kemudian telah banyak di minati dikalangan masyarakat, baik itu anak-anak,
remaja, dan orang dewasa.
Karate bukan hanya sekedar ajang kuat-kuatan ilmu/tenaga,
tetapi karate mampu memberikan kita hasil yang bermanfaat jika kita mempelajari
dengan sungguh-sungguh, selain untuk menjaga diri kita dari berbagai kejahatan
di luar sana, karate juga mampu memberikan kita kesehatan jiwa dan rohani,
karena mempelajari karate harus di bekali kesabaran.
Untuk mempelajari
olahraga karate kita tidak perlu bingung mencari dan bagaimana mempelajarinya,
karena di setiap daerah di Indonesia banyak perguruan karate yang tersebar,
salah satunya yaitu Kushin Ryu M Karate-do Indonesia atau yang disingkat KKI.
II.
Tempat Liputan
- Dojo karate (tempat latihan karate) Bandar Lampung
- Sekolah yang menjadi tempat latihan di kota Lampung
III.
Narasumber
- Pelatih Karate (KKI)
- Anggota Karate (KKI)
- Masyarakat sekitar
- Orangtua Atlet
A.
Sejarah Karate
Ilmu beladiri sebenarnya
sudah dikenal semenjak manusia ad, hal ini dapat dilihat dari peninggalan
purbakala antara lain; kapak-kapak batu, lukisan-lukisan binatang yang dibunuh
dengan senjata seperti tombak dan panah.
Beladiri pada waktu itu
hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan binatang buas dan alam
sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia semakin meningkat, maka
gangguan yang datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan orang untuk
menekuni ilmu beladiri semakin meningkat.
Kira-kira sekitar 4.000
tahun yang lalu, setelah Sidartha Gautama pendiri Budha wafat, maka para
pengikutnya mendapatkan amanat agar mengembangkan Agama Budha keseluruh dunia.
Namun karena sulitnya medan yang dilalui, maka para pendeta diberikan bekal
ilmu beladiri.
Misi yang kearah Barat
ternyata mengembangkan ilmu Pangkration atau Wrestling di Yunani. Misi
keagamaan yang berangkat ke arah Selatan mengembangkan semacam pencak silat
yang kita kenal sekarang ini. Salah satu
misi yang ke Utara menjelajahi China menghasilkan kungfu (belakangan di
abad XI, kungfu dibawa oleh pedagang China dan Kubilaikhan ke kerajaan
Majapahit di Jawa Timur). Dari China rombongan yang ke Korea menghasilkan
beladiri yang kemudian kita kenal dengan Taekwondo. Dari Korea ternyata
rombongan tidak dapat meneruskan perjalanan ke Jepang, tetapi berhenti hanya
sampai di kepulauan Okinawa.
Tidak berhasil masuknya
rombongan ke Jepang, karena di Jepang saat itu sudah mengembangkan ilmu
beladiri Jujitsu, Yudo, Kendo, dan ilmu pedang (Kenjutsu). Namun sejarah
mencatat bahwa pada tahun 1600-an, kerajaan Jepang telah menguasai Okinawa.
Kerajaan Jepang telah memerintah Okinawa dengan tangan besi, penduduk dilarang
memiliki senjata tajam, bahkan orangtua dilarang memakai tongkat.
Diam-diam bangsa yang
terjajah ini mempelajari ilmu beladiri dengan tangan kosong yang waktu itu
dikenal dengan nama TOTE yang juga berarti seperti “Tangan China”. Dari satu
teknik ke teknik lainnya, ilmu beladiri ini diperdalam dan para pendeta ikut
mendorong berkembangnya ilmu beladiri TOTE ini.
Kemudian pada tahun 1921 seorang
penduduk Okinawa bernama Funakoshi Gitchin memperkenalkan ilmu beladiri dari
TOTE ini di Jepang, dan dia pun merubah namanya menjadi Karate (空 手 道), sesuai dengan aksen Jepang dalam cara membaca huruf kanji. Karate
terdiri atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 berarti ‘kosong’, dan yang kedua adalah
‘Te’ 手 berarti ‘tangan’. Kedua kanji tersebut
digabung yang artinya ‘tangan ksoosng’. Sejak saat itu karate berkembang dengan
pesat di Jepang.
Di
negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah
JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (World Karate Federation) yang dulu
dikenal dengan nama WUKO (World Union of
Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International
Traditional Karate Fedaration) yang mewadahi karate tradisional. Sedangkan
organisasi yang mewadahi Karate di Indonesia adalah FORKI (Federasi Olahraga Karate-do Indonesia).
I.
Sejarah Karate di Indonesia
Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh
tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke
tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa
Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro,
Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang
mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan
selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga
Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudia berdatangan ex
Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton
Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengambangkan karate di
tanah air. Disamping mereka orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam
rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di
Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi
(Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak
penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai organisasi
(pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh
masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai
aliran menyebabkan terjadinya ketidakcocokan diantara para tokoh tersebut,
sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan
adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu supaya
mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV
PORKI, terbentuklah satu wadah prganisasi karate yang diberi nama Federasi
Olahraga Karate-do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat
ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB,
telah dipimpin oleh 6 Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalami 3
kali perubahan masa periodisasi yaitu; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres
tahun 1972 untuk kepengurusan periode 1972-1977), periodisasi 3 tahun (ditetapkan
pada Kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997-1980) dan
periodisasi 4 tahun (berlaku sejak Kongres 1980-sekarang).
II.
Sejarah Kushin Ryu Karate-do
Pendiri KUSHIN RYU Karate Do adalah
Kiyotada Sannosuke Ueshima yang lahir pada tahun 1893 di wilayah Hyogo (Kobe),
di kota Akou, Jepang. Setelah berusia 3 tahun ia mulai belajar seni beladiri
(aliran Konshin Yujoyitsu) di Akademi Matsubara di Kota Akou dibawah bimbingan
guru Kiyotaka Kajei Matsubara.
Menginjak usia 9 tahun ia mulai mengenal
Tuan Sugaya atau Jigaya. Seorang pegawai kepolisian di kota Akou, ia seorang
penduduk asli Okinawa. Dari dialah Ueshima mulai belajar bentuk-bentuk Karate
Kata Channan dan Kata Kushanku (Kata Channan merupakan dasar Kata Pian yang
diciptakan Ankou Itosu, salah satu kata orisinil yang dikembangkan dan dirubah
menjadi Kata Pian).
Pada tahun 1918, saat berusia 25 tahun,
Ueshima menerima gelar secara serempak sebagai ahli aliran Konshin Yutoyitsu
dari tangan guru Matsubara dan guru Guikyo Masazi Akada sebagai guru
terakhirnya dan juga guru dari Matsubara sendiri. Kemudian, Ueshima pindah ke
kota Osaka, disana ia mulai membuka Akademi Konshin-Ryu Yutoyitsu. Pada dekade
awal abad ke 20, beberapa guru karate tiba di Okinawa di kota Osaka,
bersama-sama mereka mempelajari dan mempraktikan cabang beladiri ini.
Mereka adalah:
1.
Choki Motobu
mengajar aliran Tomari-Ja
2.
Kanamori Kinzyo
mengajar aliran Shorin dan Goju
3.
Choshin Chibana
pendiir dan guru aliran Shorin.
Pada tahun 1932, Ueshima mendirikan
aliran karate Kushin Ryu, ini
merupakan hasil dari penggabungan aliran Konshin-Ryu Yujoyitsu dengan
unsur-unsur karate yang ia tambahkan didalamnya.
Pada tahun 1933, Ueshima menerima gelar
guru JUDO (Kyoshi) dari Association of
Martial Virtue of the Great Japan. Juga pada tahun 1935 dan untuk pertam
kalinya di Jepang, Dewan Asosiasi Beladiri Jepang yang terhormat menganugerahi
dia gelar guru Karate (Kyoshi) dengan dua orang lainnya. Para guru yang
menerima tanda kehormatan pada kesempatan itu adalah:
1.
Choyun Miyagi
(pendiri aliran Goju)
2.
Kiyotada
Sannosuke Ueshima (pendiri aliran Kushin Ryu)
3.
Yasuhiro Konishi
(pendiri aliran Shindo Shizen)
Pada tanggal 6 September 1987, pada usia
94 tahun, Kiyotada Sannosuke Ueshima, pendiri Kushin Ryu, meninggal dunia di
kota Osaka, Jepang.
III.
Sejarah Kushin Ryu M Karate-do Indonesia (KKI)
Aliran perguruan KKI (Kushin Ryu M
Karate-do Indonesia) pertama kali di Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1966.
Organisasinya sendiri resmi berdiri setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 11
April 1967. Aliran Kushin Ryu di Indonesia diperkenalkan oleh Sensei Horyu
Sinya Matsuzaki, yang kini menyandang gelar sebagai Presiden Kushin Ryu
se-Dunia.
“Nama Kushin Ryu M Karate-do Indonesia
sendiri diselipkan nama pendiri kushin ryu di Indonesia yaitu huruf M untuk
mengenang perjuangan sensei Matsuzaki dalam memperkenalkan KKI di Indonesia”,
tutur Muhammad Habibie selaku pelatih karate cabang Bandar Lampung.
Kepengurusan pertama KKI dipercaya
kepada Letjen (Alm) Sarwo Edhi Wibowo dan Seno Hartono. Saat ini, kepengurusan
KKI pusat periode 2002-2006, dinakhodai oleh Dr.Oesman Sapta Oedang, yang
menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI.
Latihan dasar karate-ka terbagi tiga
seperti berikut:
1.
Kihon, yaitu
latihan teknik-teknik dasar karate seperti memukul, menendang, dan menangkis.
2.
Kata, yaitu latihan
jurus/bunga karate. Biasa disebut juga seni karate.
3.
Kumite, yaitu
latihan laga atau bertarung.
IV.
Sejarah KKI di Lampung
Pada tahun 1984-1988, Kongres VII FORKI
1984 dilaksanakan di Bandar Lampung. Diketuai umum oleh Rudini, dan Adam Saleh
selaku Sekretaris Jendral/Umum. Terjadinya Kongres FORKI tersebut juga
mempelopori berkembangnya KKI di kota Lampung.
Kushin Ryu M Karate-do Indonesia (KKI)
berkembang dengan sangat cepat di kota Lampung, bisa dilihat bahwa sekarang
telah banyak Dojo yang dibuka di sekolah-sekolah sekitaran kota Lampung,
seperti juga Lampung Tengah, Lampung Selatan, bahkan di pusat kota Bandar
Lampung sendiri.
Pada tahun 2011, KKI melaksanakan ujian
kenaikan tingkat dengan peserta terbanyak di Bandar Lampung. KKI provinsi
Lampung menggelar ujian kenaikan tingkat Kyu se-Lampung untuk mengasah
kemmapuan para atlet karate daerah tersebut.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengasah
kemampuan para atlet baik yang senior maupun junior yang diadakan selama enam
bulan sekali”, kata Sekretaris Umum KKI Provinsi Lampung Hanibal, di Bandar
Lampung, Sabtu.
Ujian tersebut menurutnya, diikuti 1000
peserta dari seluruh Lampung, kemudian para atlet diberikan tes keterampilan
dasar, kata, ‘fighter’, teori, dan ilmu pengetahuan umum. Untuk kenaikan tingkat
para atlet pemegang sabuk putih sampai sabuk coklat. Ia menjelaskan, untuk
kenaikan sabuk hitam para atlet langsung ujian di Jakarta, karena yang
mengadakan KKI pusat. Serta untuk kenaikan ujian tingkat setelah sabuk hitam
yang biasa disebut ‘DAN’, ujiannya langsung ke Jepang.
Menurutnya, di Lampung yang telah
berhasil ujian ke Jepang hanya 41 orang dan bisa menghasilkan atlet terbaik
yang bisa mengharumkan nama Provinsi Lampung.
B.
Pemahaman
Tentang KKI
Dalam setiap menjalani sesuatu ataupun
hobi pasti ada maksud atau tujuan yang ingin kita capai. Semua tujuan tersebut
adalah baik selama seorang karateka (sebutan
bagi orang yang berlatih karate) tidak menyimpang dari hal yang paling
dasar ketika belajar karate.
Kemajuan pengembangan karate saat ini
sudah sangat membanggakan. Seperti hadirnya karate sebagai salah satu cabang
dalam setiap event olahraga ditingkat apapun. Hal tersebut yang mendorong animo
masyarakat terhadap karate.
“Saya mempercayakan anak saya untuk
mengikuti perguruan karate KKI ini. Karena menurut saya berlatih karate memang
perlu untuk anak berusia remaja, apalagi anak saya seorang perempuan. Kelak dia
mampu menjaga dirinya sendiri disaat jauh dari kami selaku orang tua dan
keluarganya”, ucap Andre, salah satu orang tua atlet KKI.
Karate sudah sangat jelas memang
terlahir atau terbentuk sebagai seni beladiri. Keunikan karate dari beladiri
lainnya adalah semua teknik beladiri ada dalam karate. Mungkin hanya pandangan
awam saja yang menganggap karate hanya beladiri menggunakan dan mengandalkan
tangan saja. Semua itu pernyataan yang sangat salah. Pada kenyataannya, karate
adalah beladiri yang menempatkan semua anggota tubuh semaksimal mungkin bisa
menjadi senjata yang mematikan. Seperti tangan, kaki, bahkan kepala sekalipun.
KKI sudah tersebar diberbagai daerah dan
berkembang di era modern saat ini. KKI mampu dijadikan ajang mengukir prestasi
sebanyak-banyaknya bagi para karateka-karateka muda bangsa ini. Dan tidak perlu
takut akan cidera meski kadang dalam suatu pertandingan cidera tidak dapat
dipungkiri. Karena peraturan federasi karate dunia (WKF) sudah membuat
peraturan pertandingan sedimikian rupa yang meminimalisir dari hal-hal yang
tidak diinginkan, seperti cidera, patah tulang, dll.
I.
Tingkatan dalam Karate
Dalam olahraga karate, ada beberapa
grade/tingkatan dalam karate yang mengandung pemahaman filosofi hidup, yaitu
sebagai berikut:
a.
Pemula / sabuk
putih
Putih
menggambarkan sesuatu yang kosong belum ada apa-apa. Seperti kita baru lahir diibaratkan
seperti itu.
b.
Sabuk kuning
Dalam fase ini
kita mulai punya yang namanya rasa dan sedikit mulai tau tapi belum sepenuhnya
paham.
c.
Sabuk hijau
Masanya mencoba
segala sesuatu tanpa kenal takut alias ceroboh. Kadang ketertarikan pada hal
baru akan muncul pada tingkatan ini.
d.
Sabuk biru
Tidak jauh beda
dengan kita saat remaja. Sering teman-teman kita banyak yang berhenti pada
tingkatan ini. Titik jenuh memang suka muncul, apalagi jika tidak ada kejuaraan
yang kita ikuti.
e.
Sabuk coklat
Saatnya
menentukan arah dan jatidiri. Banyak yang gagal melewati tahapan ini dan
akhirnya karatenya selesai sampai disitu saja.
f.
Sabuk hitam /
Kuro Obi
Banyak yang
salah persepsi dan akhirnya hanya bisa memakai sabuk yang warna hitam saja
tanpa adanya kualitas yang memadai. Bagaimana kita saat menyandang sabuk hitam,
adalah gambaran bagaimana kita saat menentukan langkah pada waktu awal berlatih
karate.
Pada tingkatan
ini justru awal dari kita belajar karate. Hitam menggambarkan kedewasaan
berpikir dan bertindak, dan bukan belajar untuk bisa akan tetapi belajar untuk
mengerti dari setiap teknik yang dipelajari. Juga berkembang dalam pola
penerapan dari teknik karate. Bukan kecintaan yang mendasari tingkatan ini
tetapi rasa tanggung jawablah yang menjadi dasar.
II.
Dojo Karate Terbesar di Indonesia
Dunia karate Indonesia punya sesuatu
yang dibanggakan. Bukan dari sisi prestasi saja, namun dengan adanya dojo
karate terbesar di tanah air yang juga menerapkan konsep green building di
Indonesia.
Peresmian dojo yang dibangun oleh Oesman
Sapta Odang, yang pula membuat singkat namanya menjadi OSO sebagai nama dari
dojo karate ini, yang juga merupakan pengusaha sekaligus mantan karateka,
dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang pada masanya masih
menjabat sebagai presiden, beberapa Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Duta Besar beberapa
Negara, Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, serta Ketua Umum PB FORKI dan
Ketua KONI.
Bertempat dikawasan kompleks Perumahan
Grand Wisata, Jalan Sunset Avenue, Lambangsari, Tambun Selatan. Bekasi, Jawa
Barat 17510. Oesman mengungkapkan, pembangunan bangunan seluas 2.800 meter itu
merupakan wujud kepeduliannya terhadap dunia olahraga, khususnya karate. “Saya
sudah lebih dari 20 tahun di karate. Saya merasa tersentuh untuk memberikan
sesuatu untuk karate dan olahraga secara nasional. Oleh kareta itu, OSO (Oesman
Sapta Odang) Sport Center berdiri,” ujar pria yang pernah menjabat wakil ketua
MPR pada 1999-2004.
Dengan ukuran panjang 70 meter, lebar 40
meter, dan tinggi mencapai 25 meter, dojo milik aliran Kushin Ryu M Karate-Do
Indonesia (KKI) itu terlihat berdiri megah di sisi barat perumahan Grand
Wisata. Dojo tersebut diklaim sebagai dojo terbesar di dunia. Serta mendapatkan
sertifikat dari museum rekor Indonesia (Muri) sebagai dojo OSO terbesar di
Indonesia. Yang dimana dojo OSO ini memiliki berbagai fasilitas berupa sarana
dan prasarana lain seperti tribun penonton berkapasitas 1.000 orang, gym, ruang
ganti pakaian, ruang pemanas, dan penginapan atlet dengan kapasitas 60 orang.
“Saya sangat bangga menjadi bagian dari
keluarga KKI. Saya selalu mendapatkan kesempatan untuk mengukuti berbagai lomba
karate yang diadakan diberbagai daerah. Bahkan saya pernah mengikuti Kejuaraan
Nasional (KEJURNAS) yang diadakan di dojo OSO. Saya senang sekali, walaupun
tidak mendapatkan medali emas, tapi setidaknya saya bangga pernah merasakan
menjadi atlet KKI,” ucap Putri atlet KKI yang mengikuti kejuaraan di dojo
terbesar di Indonesia ini.
Ø Foto disaat Putri mengikuti tanding karate bidang
Ka-ta (seni karate).
Ø Foto penampakan bangunan OSO Sport Center di kota
Bandung.
C.
Kegiatan yang
ada di KKI
Berbagai kegiatan
menarik yang bisa kita dapatkan jika bergabung dalam keluarga karate KKI.
Karena bukan hanya monoton latihan saja, tetapi ada kegiatan yang dinamakan Gashuku atau pengevaluasian ulang
sebelum pelaksanaan ujian kenaikan tingkat. Dimana semua karateka berkumpul
dalam satu ruangan dan memperlajari kembali jurus dan gerakan karate.
Kegiatan lain yang
tidak kalah penting adalah pertandingan karate. Banyak sekali pertandingan
karate yang tersebar di berbagai daerah atau kota di Indonesia. Contohnya,
KEJURNAS atau Kejuaraan Nasional yang sering diadakan di OSO Sport Center, O2SN
atau Olimpiade Olahraga Siswa Nasional yang sering diadakan di sekolah-sekolah yang
ada di Indonesia, serta baru-baru ini akan diadakan PORProv atau Pekan Olahraga
Pelajar Provinsi yang dilaksanakan di berbagai provinsi di Indonesia yang
pelaksanaannya pada tanggal 18 November – 22 November 2017.
“Didekat rumah saya ada
tempat latihan karate, kalau tidak salah nama perguruannya KKI. Hampir dalam
satu minggu mereka beberapa kali latihan. Menurut saya sih kegiatan latihan
karate memang bagus ya apalagi untuk jaman sekarang yang kejahatannya makin
marak dikalangan remaja. Ya saya mengapresiasi lebih kegiatan positif seperti
ini,” berikut yang disampaikan Surya sebagai masyarakat sekitar tempat latihan
karate.
Menurut Ali, semenjak
ia mengikuti latihan karate ia merasakan banyak hal yang berubah. Dari mulai
fisiknya yang semakin sehat dan tidak gampang sakit, juga lingkungan
teman-temannya yang semakin menghargainya, “saya seneng banget mbak, semenjak
ikut karate saya jadi gak gampang sakit. Dulu temen-temen saya selalu ngatain
saya lemah, gampang sakit. Tapi sekarang mereka udah gak ngatain saya lagi
mbak, malah mereka segan sekarang sama saya, katanya takut saya tendang, hehe”.
Banyak sekali manfaat
yang akan kita dapatkan jika kita memang bersungguh-sungguh dalam mengikuti
kegiatan latihan karate. Setiap orang mendambakan badan yang sellau bugar dan
sehat. Bukan hanya itu, mampu melindungi diri sendiri juga merupakan suatu hal
yang perlu kita miliki agar tidak selalu bergantung dan mampu mengendalikan
situasi seperti apapun.
D.
Foto-foto
Kegiatan KKI
(Lambang KKI)
Tugas 2
“4th CITE (Creativity, Innovation, Technology
and Entrepreneurship)”
Universitas Bandar Lampung
Budidaya Sayuran Terapung
“BUSTER”
By: SUPM N Kota Agung
Inovasi
yang berupa budidaya sayuran terapung atau yang disingkat “Buster” ini
dipelopori atau diidei oleh siswa-siswi serta guru dari Sekolah Usaha Perikanan
Menengah (SUPM) Negeri Kota agung. Dengan memanfaatkan media kolam serta pupuk
yang terbuat dari limbah cair yang terbuat dari sisa-sisa kotoran ikan yang ada
di dalam kolam tersebut. Dengan sistem simbiosismutualisme, pembuatan budidaya
sayuran terapung ini bermanfaat untuk kebaikan sayur dan ikannya, dengan
menghilangkan amoniak yang merupakan penghambat pertumbuhan ikan, maka
dimanfaatkanlah amoniak tersebut sebagai pupuk sayuran.
Pupuk
buatan yang harganya sangat tinggi serta sulitnya menemukan lahan kosong untuk
menanam sayuran yang diakibatkan oleh semakin menurunnya mutu tanah akibat
tingginya usikan manusia khususnya didaerah perkotaan, menjadi bahan
mempertimbangkan untuk mencari sebuah alternatif yang dapat digunakan untuk
menghemat biaya pupuk yang harus dikeluarkan untuk menanam sayuran, dan
mengatasi lahan yang kurang memadai didaerah perkotaan yang semakin sempit dan
padat penduduk.
Kegiatan
budidaya ikan yang menghasilkan limbah cair yang merupakan hasil perombakan
bahan organik berupa sisa pakan dan kotoran ikan yang dibudidayakan. Dalam
jangka waktu panjang tentunya akan mengakibatkan kondisi air budidaya mengalami
penurunan kualitasnya sehingga harus dilakukan pergantian air secara periodik.
Pergantian air secara terus-menerus tentunya dibutuhkan biaya operasional yang
menyebabkan tingginnya biaya operasional dalam usaha budidaya ikan. Dilain sisi
limbah cair tersebut mengandung unsur nitrogen yang sangat tinggi yang dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk untuk menggantikan peranan pupuk buatan yang
harganya relatif tinggi dan mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Tujuan
penelitian Budidaya Sayuran Terapung “BUSTER” adalah menciptakan dan
mendeskripsikan wadah budidaya sayuran yang efektif dengan memanfaatkan
bahan-bahan alami, tidak membutuhkan lahan yang luas, memanfaatkan limbah cair
dari budidaya ikan sebagai pupuk organik bagi tanaman, mengurangi biaya
operasional pada usaha budidaya ikan serta memberikan hasil panen ganda bagi
pembudidaya ikan.
a.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan dalam pembuatan budidaya sayuran terapung adalah
sebagai berikut:
1. Botol
plastik, digunakan sebagai pelampung wadah bersekat.
2. Gelas
plastik, digunakan sebagai wadah substrat sayuran.
3. Wadah
bersekat, digunakan untuk meletakkan gelas plastik.
4. Tali,
digunakan untuk mengikat pelampung pada wadah bersekat.
5. Gunting
dan pisau, digunakan untuk memotong tali dan memberi lubang berpori pada gelas plastik.
6. Tanaman
sayur, digunakan sebagai bahan tanaman dalam kegiatan budidaya sayuran.
7. Tanah,
arang, serabut kelapa, dan sekam, digunakan sebagai substrat tanaman yang
dimasukkan dalam gelas plastik
8. Kolam/bak
budidaya ikan yang berisi air berunsur hara, sebagai tempat untuk meletakkan alat budidaya sayuran terapung.
Penampakan
substat tanaman yang dimasukkan dalam gelas plastik
Penampakan
sayuran terapung yang telah jadi
b. Langkah pembuatan
Langkah
kerja pembuatan Budidaya Sayuran Terapung adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan
wadah bersekat berupa bambu untuk meletakkan gelas plastik yang terbuat dari
pipa/kayu.
2. Memasang
pelampung pada wadah bersekat pada sisi kanan, kiri, depan, dan belakang dengan
menggunakan tali.
3. Menyiapkab
media tanam menggunakan wadah gelas plastik yang dipengkapi dengan substat
berupa tanah, arang, sabut kelapa, dan sekam. Susunan substrat dari bawah
keatas yaitu sekam, sabut kelapa, arang, dan yang paling atas yaitu tanah.
4. Memberi
lubang pada gelas plastik, lubang diberikan pada bagian lapisan substrat sekam
agar dapat menyerap air saat dimasukkan ke dalam kolam.
5. Menyusun
gelas plastik berisi substrat pada wadah bersekat.
6. Menanam
sayuran pada gelas plastik yang telah disusun pada wadah bersekat.
7. Meletakkan
wadah bersekat yang telah berisi gelas plastik bersubstrat dan tanaman kedalam
kolam budidaya ikan, wadah bersekat ini dalam posisi terapung diatas permukaan
kolam.
Pada
proses mulai tumbuh tanaman, tanaman memelurkan air dalam jumlah yang cukup
banyak, pada sistem buster ketersediaan air cukup banyak untuk melakukan proses
mulai tumbuh, sedangkan pada media tanah kandungan air sangat terbatas, hal ini
yang mempengaruhi tanaman pada sistem buster lebih cepat untuk melakukan proses
mulai tumbuh.
Kandungan
zat-zat makanan pada buster yang dibutuhkan tanaman lebih banyak dibandingkan
pada media tanah sehingga persentase tumbuh pada media buster tumbuhan kangkung
lebih banyak dibandingkan pada media dari tanah. Pada media buster, kandungan
nitrat pada kolam budidaya sangat tinggi. Semakin tinggi kandungan nitrat maka
nutrien untuk pertumbuhan tumbuhan kangkung semakin banyak, khususnya unsur
nitrogen yang merupakan faktor pembatas dalam pertumbuhan tanaman.
c.
Kesimpulan
Dari
pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Bibit
tanaman kangkung yang ditanam pada media buster lebih cepat tumbuh jika
dibandingkan dengan bibit kangkung yang ditanam dengan media tanah.
b. Bibit
tanaman kangkung yang ditanam pada media buster memiliki persentase tumbuh
lebih tinggi jika dibandingkan dengan bibit kangkung yang ditanam dengan media tanah.
c. Pertumbuhan
tanaman kangkung yang dibudidayakan dengan media buster lebih baik jika
dibandingkan dengan tanaman kangkung yang dibudidayakan dengan media tanah.
d.
Foto-foto Kegiatan Wawancara
Tugas 3
KPID
Lampung Award 2017, Lampung Helaw
Bandar
Lampung, Ajang Penghargaan KPID Lampung Award 2017 yang
diadakan di Gedung Mahligai Pasca Sarjana Universitas Bandar Lampung, Selasa,
28 November 2017 oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Lampung dengan
mengusung tema “Penyiaran Sehat Menuju Lampung Yang Helaw”. M. Ridho Ficardo
selaku Gubernur Lampung datang dan membuka acara KPID Lampung Award 2017. Tidak
hanya Gubernur Lampung yang datang, Ketua KPID Lampung, Ketua DPRD Prov
Lampung, Kabid Humas Polda Lampung, Komisioner KPID Lampung, Kadis Kominfotik,
Tokoh Masyarakat, Media dan Penyiar TV, Radio Lampung, serta
mahasiswa-mahasiswa dari berbagai Universitas di Lampung ikut menghadiri acara
ini.
Kegiatan ini dalam rangka memberikan
apresiasi dan penghargaan terhadap lembaga penyiaran baik televisi maupun radio
yang telah bekerja keras dalam menampilkan tayangan siaran yang bernilai
positif, bermanfaat dan bermartabat bagi masyarakat di Provinsi Lampung.
“Kegiatan ini merupakan apresiasi kami kepada penyiar baik media, siaran
Tv/Radio, kami ingin memberikan penghargaan sebanyak 15 kategori yang akan
diperebutkan, 35 radio dan 20 televisi,” tutur M. Thamrin S.Hut selaku Ketua
KPID Lampung dalam sambutannya.
Kategori Buletin Berita dimenangkan
oleh Radar Tv, Kategori Talks Show dimenangkan oleh TVRI Lampung, Penyiar Radio
Terbaik dimenangkan Adi Ardiansyah dari Radio Saba Putra, Penyiar Tv Terbaik
dimenangkan oleh Yudiin Smantha dari Tegar Tv, dan 11 kategori lainnya.
M. Thamrin mengatakan, bahwa Media,
Tv atau Radio mempunyai peran besar dalam pembangunan Provinsi Lampung, dan
mempunyai satu tekad menuju Lampung Helaw, “Saya sangat berterima kasih kepada
Gubernur Lampung, karena pak Gubernur Lampung adalah Gubernur yang peduli akan
penyiaran, hal ini dibuktikan dengan Gubernur Lampung mendapatkan penghargaan
sebagai satu-satunya Gubernur yang peduli penyiaran daerah,” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar