Senin, 18 Desember 2017

UKKE FARAH DIBA /15711021

Tugas 1


                                "Hampir Punahnya Akasara Lampung di Era Moderent"



TOR ( Term Of Reference)


1. Tema : 
  • Kebudayaan 

2. Latar Belakang : 
  • Di era moderen ini dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi justru membuat kebudayaan lokal di Indonesia semakin lama semakin terkikis oleh adanya perkembangan zaman, khususnya aksara lampung yang lambat laut semakin tidak dikenali oleh masyakat lampung sendiri. Pada realitanya masyarakat zaman sekarang justru berlomba-lomba untuk memperlajari budaya asing yang mereka anggap lebih trendy dari pada kebudayaan lokal mereka sendiri.Ini adalah titik dimana aksara lampung mulai tenggelam dan hanya bisa dipelajari sebatas di bangku-bangku sekolah saja. Seharusnya kita sebagai masyarakat lebih bisa untuk mencitai dan melestarikan budaya lokal kita sendiri agar bisa lebih dikenal oleh orang banyak dan bisa berkembang lebih pesat lagi dan tidak kalah saing dengan budaya-budaya asing yang sudah masuk ke Indonesia itu sendiri. 
3. Liputan :
  • Sekolah-sekolah Sd terdekat
  • Kampus Universitas Bandar Lampung
4. Narasumber:
  • Ahli/Tokoh Adat
  • Guru Bahasa Lampung
  • Mahasiswa Ubl

5. Rencana Tulisan:

  • Sejarah Aksara Lampung
Narasumber      : Bpak Zairin( Tokoh/Ahli adat Lampung)
Lokasi              : Jalan Pulau Balau No.67 Kedamaian Bandar Lampung 
         
       Bila masyarakat jawa punya aksara Hanacaraka ternyata lampung juga. Bila masyarakat Jawa punya aksara Hanacaraka, ternyata Lampung juga punya aksara khusus untuk bahasa mereka. Bahkan, dalam sejarah nenek moyang orang Lampung termasuk yang memahami pentingnya aksara bagi kehidupan bermasyarakat. Aksara Lampung atau biasa disebut Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan.
Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab, dengan menggunakan tanda-tanda fathah pada baris atas dan tanda-tanda kasrah pada baris bawah, tetapi tidak menggunakan tanda dammah pada baris depan, melainkan menggunakan tanda di belakang, di mana masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.
Aksara Lampung diperkirakan masuk ke daerah Sumatera Selatan pada era Kerajaan Sriwijaya (700-1.000 Masehi). Had Lampung dipengaruhi dua unsur, yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu, aksara Sunda, dan aksara Lontara.
 “Asal mula Sriwijaya, menurut pak Zairin , setelah kerajaan Tulang Bawang  yang diserang oleh Candra Gupta kalah, kan lari ke bukit Siguntang Maha Meru di Palembang mendirikan kerajaan Sriwijaya, ini kan banyak paham. Tapi kalau mana yang dulu, Sriwijaya apa Tulang Bawang sebenarnya duluan Tulang Bawang. Jadi Lampung ini dibawah pengaruh kerajaan Sriwijaya, karena Sriwijaya kan besar. Tetapi Sriwijaya kan di Palembang, nah Palembang justru tidak mengembangkan aksara,” beber pria kelahiran Way Kanan itu.
Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambang, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah Kaganga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah. Yakni: ka–ga–nga–pa–ba–ma–ta–da–na–ca–ja–nya–ya–a –la–ra–sa–wa–ha–gha.
Maka pemberian vokal dan diftongnya menggunakan tanda-tanda serupa fathah pada baris atas dan tanda-tanda kasrah pada baris bawah, tetapi tidak menggunakan tanda dammah pada baris depan, melainkan menggunakan tanda di belakang. Tiap-tiap penanda vokal dan diftong tersebut mempunyai nama tersendiri.
 Nama masing-masing anak huruf yang terdiri dari 12 buah itu adalah sebagai berikut: Anak huruf yang terletak di atas huruf: ulan, bicek, tekelubang (ang), rejenjung (ar), datas (an). Anak huruf yang terletak dibawah huruf: bitan dan tekelungau (au). Anak huruf yang terletak di belakang huruf: tekelingai (ai), keleniah (ah), nengen (tanda huruf mati).
Aksara atau Had Lampung memiliki dua kategori aksara, yakni; aksara Lama dan aksara Baru. Antar aksara Lampung yang sekarang masih berlaku dengan aksara-aksara lama Lampung, terdapat dalam tulisan-tulisan piagam lama yang terbuat dari kulit kayu atau tertulis di atas tanduk, buku bambu atau kertas terdapat perbedaan. Contohnya adalah kitab yang terdapat di bekas Keratuan Darah Putih bertahun 1270 H, yang ditulis dalam aksara Lampung Lama dan Arab Melayu, dengan memakan bahasa jawa Banten.
 Sementara aksara Lampung yang baru adalah aksara yang sekarang masih dipakai di kalangan anggota masyarakat Lampung di daerah pedalam, di kampung-kampung, dan terutama di kalangan orang tua. Aksara lampung telah mengalami perkembangan atau perubahan. Sebelumnya Had Lampung kuno jauh lebih kompleks, sehingga dilakukan penyempurnaan sampai yang dikenal sekarang. Sebagai respon positif dari masyarakat dan pemerintahan Lampung, aksara masyarakat pedalaman ini dibakukan dan diajarkan pada anak-anak di sekolah. Huruf atau Had Lampung yang diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari penyempurnaan tersebut.

Lampiran :
Nadya seorang pelajar SDN 2 Kedamaian yang sedang mencoba 
menjawab pertanyaan aksara lampung yang ditugaskan oleh gurunya
                                                 ,selasa ( 3/10)

  • Melestarikan Aksara Lampung di Era Moderen


Narasumber                 :Mahasiswa Universitas Bandar Lampung
                                      ( Riko Pambudi)
Lokasi                         : Kampus Universitas Bandar Lampung



Di era yang semakin berkembang ini, dunia seakan menawarkan kehidupan yang serba canggih, penggunaan alat-alat modern sudah menembus ke pelosok-pelosok desa. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat Lampung seakan terlena akan kehidupan mewah itu. Walaupun sangat berpengaruh positif dari sisi ekonomi, politik dan kemudahan berinteraksi. Contoh kecilnya adalah, ada seorang mahasiswa yang terpaksa kuliah di luar negeri karena tuntutan pendidikan, flasshback ke jaman dahulu, dimana orang-orang menggunakan telegram untuk  berkomunikasi atau saling tukar informasi, tapi sekarang, di abad ke 21 ini mereka seakan dimanjakan oleh produk akal manusia, yang disebut sebagai teknologi. Globalisasi disamping membawa pengaruh positif, juga memberikan dampak negatif terhadap penggunaan bahasa Lampung.
Di era globalisasi seperti saat ini, peran orang tua dalam menjaga eksistensi bahasa Lampung sangat miris, kebanyak para orang tua menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya, orang tua dan pemerintahlah yang harus menjadi agen pemberdaya dan pengamat bahasa. Bukan malah para pengamat bahasa yang mengatas namakan organisasi atau lembaga diluar pemerintahan. Dari puluhan ribu kosa kata bahasa Lampung, hanya sedikit yang memasyarakat di semua lapisan masyarakat, seperti”Tabik pun itu yang sering diucapkan dan hanya itu yang anak-anak muda jaman sekarang ketahui.
 Menurut hasil wawancara saya dengan salah seorang pemuda Lampung asal way kanan dia mengatakan bahwa, “ Seharusnya kita bisa memulai berkomunikasi dalam bahasa lampung walaupun dalam hal-hal kecil karena jika kita sudah mulai terbiasa menggunakan bahasa lampung untuk melakukan komunikasi otomatis kita akan terbiasa dan mulai biasa menggunakan bahasa lampung dalam kehidupan sehari-hari” ujar Riko. Selain itu juga seharusnya dapat timbul akan kesadaran untuk memelihara dan menjaga bahasa lokal kita sendiri yaitu bahasa Lampung agar tidak punah dengan seiring perkembangan zaman.

Lampiran: 
Aksra Lontar yang terletak di Meseum Lampung Rabu (25/10)


Tugas 2 



Poltekes Lampung Tampilkan Inovasi “Alat Pengganti Autoclef” di Ajang CITE 2017


Poltekes Lampung ikut berpartisipasi dalam ajang CREATIVITY-INNOVATION-TECHNOLOGY-ENTERPRENEURSHIP 2017 (CITE) yang digelar oleh Universitas Bandar Lampung. Dalam acara yang diselenggarakan pada tanggal 23 s.d 26 Oktober 2017 tersebut, Poltekes Lampung mengadirkan suatu inovasi yang baru yaitu alat pengganti “Autoclef”. Yaitu merupakan alat sentralisasi membunuh kuman aptogendan pathogen bersama spora pada peralaran medis atau kedokteran dengan cara merebus, panas tinggi, stoom, atau dengan bahan kima. 
Mahasiswa dari Poltekes lampung membuat suatu inovasi baru yaitu yang dinamakan dengan Autoclef. Dimana alat tersebut adalah alat pengganti Autoclef yang berfungsi untuk melakukan sterelisasi media baik untuk stereliasasi alat-alat kedokteran maupun media. Motivasi atau tujuan poltekes lampung membuat suatu inovasi baru yaitu pengganti autoclef karena alat tersebut merupakan alat yang memiliki bugjet yang cukup mahal.“Harga Autoclef adalah sekitar 300 jutaan per unit tentu sangat mahal ya ”ujar Yani salah satu mahasiswa Poltekes Lampung .
Maka dari poltekes memiliki suatu pemikiran untuk membuat alat pengganti autoclef tersebut. Tentu nya alat pengganti autoclef yang dibuat oleh mahasiswa dari Poltekes Lampung memiliki bujget yang lebih murah dan terjangkau dibanding dengan autoclef aslinya. “Jadi cara kerja pengganti dari autoclef tersebut cukup sederhana dengan memanfaatkan vacum clener sebagai alat untuk menyedot atau menstrelisasikan yang dihubungkan ke media listrik dan tentu nya ada wadah yang digunakan untuk menampung media tersebut” tambah Yani . Selanjutnya wadah penampung diisi oleh media misalnya air selanjutnya diberi aquades lalu diukur menggunakan anoda atau katoda.
Kemudian alat tersebut dihidupkan menggunakan proses elektrolus fungsi untuk menghambat terjadinya karbodioksasioksida jadi tidak ada bakteri yang berkembang. Sebernarnya inti dari alat penggati autoclef ini adalah untuk mencegah adanya bakteri yang muncul. Biasa autoclef digunakan oleh pihak rumah sakit yang telah melakukan operasi berat seperti operasi jantung, usus buntu dan masih banyak lagi.
Dengan bimbingan prof Rodiansyah membuat suatu inovasi yaitu pengganti dari autoclef tersebut. “Saya ingin mahasiswa ikut mengkontribusi agar mahasiswanya ikut serta dalam melakukan penelitian alat pengganti Autoclef tersebut” jelas Rodiansyah . Hambatan dalam pembuatan pengganti dari autoclef sendiri adalah menentukan volt yang digunakan untuk alat tersebut. “Beberapa kali sempat mengalami kegagalan dalam menentukan volt yang pas untuk alat tersebut berapa” ujar Seno mahasiswa Poltekes Lampung.
Pada tahun 2016 pengganti autoclef sendiri sudah mulai diperkenalkan kepada mahasiswa tetapi dengan kondisi atau kekurangan bakteri masih dapat terkena sekitar 15-20%. Kemungkinan alat pengganti autoclef tersebut gagal karena alat pengganti autoclef tersebut masih dapat atau masih bisa terkontaminasi oleh udara luar. Dan akhirnya pada tahun 2017 alat tersebut mulai diperbaruhi lagi dari segala bidang tekanan nya ataupun tegangan nya atapun yang lain-lain mulai disempurnakan dan kemungkinan bakteri yang masuk adalah 0%. “Mungkin setelah kami menciptakan alat pengganti autoclef ini kami akan lebih banyak lagi melakukan penelitian dan meciptakan alat-alat yang lebih inovatif dan kreatif “ tambah Rodiansyah”

Lampiran : 

 Alat pengganti Autoclef pertama kali diciptakan pada tahun 2016 yang masih bisa terinfeksi bakteri,Selasa(24/10)  Photographer Ukke Farah Diba


 Alat pengganti Autoclef yang sudah diperbaruhi pada tahun 2017 dan sudah pasti tidak dapat terinfeksi bakteri 0% Selasa (24/10) Photographer Ukke Farah Diba


Foto bersama dengan mahasiswa Poltekes Lampung yang sudah berhasil meciptakan alat pengganti Autoclef Selasa (24/10) Photographer Ade Alfira 





Tugas 3 
KPID Lampung Gelar KPID Lampung Awards 2017

Selasa Siang ( 28/11)KPID Lampung menggelar KPID Lampung Awards 2017 di gedung Mahligai Pascasarjana Universitas Bandar Lampung. Acara bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para lembaga penyiaran yang sudah memberikan informasi ataupun edukasi yang sudah sangat mendidik. Banyak insan media yang masuk nominasi dari KPID Lampung Awards ini diantaraya Radar Tv, TVRI, Tegar Tv , dan beberapa insan media lainnya yang diberitema " Penyiaran Sehat Menuju Lampung Yang Helaw" . 

KPID Lampung Award dihadiri Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, Perwakilan KPI pusat Dewi Setiarini, Ketua DPRD Lampung Dedi Afrizal, Kabid Humas Polda Kombes Sulistyaningsih, forkopimda, perwakilan KPID nasional, pimpinan lembaga penyiaran, dan pimpinan perguruan tinggi. Dalam sambutannya ketua KPID Lampung Bpk M.Thamrin mengatakan “kegiatan ini merupakan apresiasi kami kepada penyiar insan media, kami ingin memberikan penghargaan sebanyak 15 kategori baik televisi maupun radio “ ungkap Thamrin.

Lebih lanjut ketua KPID Lampung menyampaikan bahwa kita “diharapkan dapat memajukan media di lampung sesuai dengan tema kita kali ini yaitu lampung hellaw “ tambah Thamrin.



Gubernur Lampung Ridho Ficardo Menghadiri Acara KPID Lampung Awards 2017

Bandar Lampung 28 November 2017 KPID Lampung menggelar KPID Lampung Awards 2017 dihadiri gubernur Lampung Ridho Ficardo. Dalam sambutan nya Ridho Ficardo mengatakan bahwa “Untuk Memajukan insan media yang ada diprovinsi lampung kita harus memperhatikan kualitas, penyiaran dan informasi harus sehat dan positif” ungkap Ridho.
Lebih lanjut gubernur lampung menyampaikan bahwa “ selamat bagi pemenang Award KPID 2017 semoga para pemenang dapat menjadi contoh untuk kedepannya” tambah Ridho.
Sementara dalam acara KPID Lampung Awards ini ada 15 katagori yang diperebutkan 30 radio dan 20 televisi, tentunya persaingan yang cukup ketat. Selain itu juga acara KPID Lampung Award yang dipandu oleh artis ibukota Aldi Taher berjalan dengan baik dan meriah diharapkan acara KPID Lampung Awards di tahun selanjutnya dapat lebih baik dan tentu nya dapat lebih membangun media di Bandar Lampung.


Radar Lampung Memenangi Katagori Bulletin Berita pada KPID Lampung Awards 2017


Radar lampung mendapat penghargaan lewat terpilihnya sebagai katagori bulletin berita pada KPID Lampung Awards selasa 28 November 2017. Radar Lampung memenangkan katagori lewat bulletin berita radar pagi , radar siang , radar sore , dan radar malam. Radar lampung memang menyajikan berita yang informatif dan edukatif, selain itu juga bulletin berita Radar Lampung memang cukup diungguli jika dibandingkan dengan bulletin berita insan media lainnya yang ada Lampung.
Sementara itu bulletin berita Radar Lampung juga menyajikan berita-berita yang bisa dikatakan mengikuti arus informasi yang ada atau dengan kata lain berita yang disajikan berita-berita terupdate yang ada di kota Bandar Lampung. Selain itu juga tidak dapat dipungkiri bahwa terpilih nya Radar Lampung sebagai bulletin berita memang patut diacungi jempol.


Diharapkan semoga di tahun berikutnya insan-insan media massa di Bandar Lampung yang lainnya dapat mengikuti jejak Radar Lampung supaya media yang ada di kota Bandar Lampung dapat lebih maju dan tentuny dapat berkembang dan tidak kalah dengan kota-kota lainnya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar