![]() |
Tugas 1 |
Creativity, Innovation,
Technology Entrepreneurship (CITE) 2017 and Internasional Conference The 4th
ICETD 2017
Dalam
rangka menyambut hari kebangkitan teknologi nasional yang ke-22 ,Universitas
Bandar Lampung telah menggelar seminar dan pameran akbar yaitu Creativity,
Innovation, Technology Entrepreneurship (CITE) 2017 mulai dari tanggal 23-26 Oktober 2017 di
Mahligai Agung Convention Hall, Kampus II Dra. Hj. Sri Hayati Barusman.
Creativity, Innovation, Technology Entrepreneurship (CITE) 2017 merupakan
ajang dimana para peneliti,
komunitas,mahasiswa ,pelajar serta
investor khususnya di Provinsi Lampung untuk lebih mengembangkan
kreatifitas serta inovasi yang mereka miliki
berbasis teknologi dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam
mengembangkan potensi keilmuannya.
Selain
menggelar Creativity, Innovation, Technology Entrepreneurship (CITE) 2017 ,
Universitas Bandar Lampung juga telah melaksanakan event tahunan The 4th ICETD ,merupakan forum
internasional dibidang teknologi dan engineering dengan tema “ Recent
Advancements in Sustainable Design and Construction” yang memaparkan penemuan-penemuan terbaru dan
penelitian lapangaan khususnya dalam bidang keilmuan teknologi dan engineering.
Salah
satu dosen dari Universitas Bandar Lampung yang juga sebagai KeyNote dalam
acara The 4th ICETD ,Riza
Muhida menjelaskan bagaimana perkembangan drone untuk mendukung Smart Cities
khususnya dalam mengembangkan potensi teknologi yang ada di Provinsi Lampung.
Selain untuk memantau arus lalu lintas maupun pengambilan gambar yg dilakukan
oleh pihak media telekomunikasi ,drone juga bisa lebih di kembangkan untuk
sector pertanian ,arsiterktur ,geoteknologi ,perkotaan ,dan lain-lain dengan
memanfaatkan penelitian-penelitian yang ada.
Terakhir
, Rektor UBL, Dr. Ir. M. Yusuf S. Barusman, MBA menjelaskan acara ini mempunyai
tujuan agar masyarakat terutama insan muda Indonesia untuk berkarya kreatif,
inovatif, berteknologi dan berjiwa kewirausahaan untuk mengedukasi masyarakat
untuk terus berkarya, mengembangkan karya berbasis teknologi. Event ini juga
ditujukan untuk mengeksplore hasil penelitian mahasiswa , perusahaan berbasis
IT, SMK khususnya dibidang keilmuan teknologi, ukm, dan lembaga kedinasan
ataupun swasta yang ada di Provinsi Lampung. (MI)
![]() |
Tugas 2 |
KPID Award 2017 ,Ajang Apresiasi
Insan Penyiaran Daerah
Komisi
Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Lampung kembali menggelar kegiatan tahunan
penghargaan KPID Award 2017 ke-7 yang berlangsung di Gedung Mahligai Agung,
Pasca Sarjana Universitas Bandar Lampung, Selasa (28/11/2017) lalu. KPID
Lampung Award 2017 dibuka oleh penampilan perkusi dan tarian lampung dan dibuka
oleh presenter Ibukota, Aldi Taher dan rekannya. KPID Lampung Award dihadiri
langsung Gubernur Lampung M Ridho Ficardo ,Ketua DPRD Lampung Dedi Afrizal
,perwakilan KPID nasional, pimpinan lembaga penyiaran, dan pimpinan
perguruan tinggi serta rekan pers lampung.
Menurut
Ketua KPID Lampung, Tamri Suhaimi mengatakan kegiatan KPID Award merupakan
apresiasi bagi lembaga penyiaran yang mengedukasi dengan harapan ajang
penghargaan ini agar insan penyiaran Lampung dapat memberikan nuansa baru bagi
dunia penyiaran Indonesia. "Penyiaran berperan penting dalam pembangunan daerah".
ujarnya. Pada KPID Award ke-7 ini, seluruh lembaga penyiaran diharapkan
menyajikan tayangan bermutu dan KPID Lampung secara langsung berterima kasih
kepada Gubernur Lampung yang peduli pada penyiaran daerah yang sebelumnya
menerima penghargaan di tingkat nasional, KPI Award 2017 dalam kategori
Pemerintah Daerah Peduli Penyiaran 2017. " Sepanjang sejarah walaupun baru
menjabat 1 masa periode, Gubernur yang paling peduli terhadap penyiaran hanya
Ridho Ficardo, sehingga menerima penghargaan Pemerintah Daerah Peduli Penyiaran
2017," tegasnya.
Dalam
sambutannya ,Gubernur Lampung Ridho Ficardo mengapresiasi KPID Lampung atas
penghargaan bagi lembaga penyiaran yang menampilkan program siaran bermutu.
“KPID Award ini barometer kompetisi sehat dan tidak kalah pentingnya adalah
wadah silaturahmi antar insan penyiar. Khususnya media siaran yang menjadi
salah satu alat kontrol penyelenggaraan pemerintah daerah,” ujarnya. Gubernur
Lampung Ridho Ficardo juga meminta lembaga penyiaran di Provinsi Lampung
memproduksi siaran yang mencerdaskan, sehat, dan bermanfaat dan produksi siaran
juga dituntut agar inovatif, mendidik, informatif, sehat, dan menghibur. Ridho
Ficardo juga memberikan selamat kepada para pemenang KPID Award 2017 semoga
pemenang dapat menjadi contoh untuk kedepannya dan dapat memajukan penyiaran
daerah.
Penghargaan
tahun ini meliputi 15 kategori untuk 20 lembaga penyiaran televisi lokal dan
nasional serta 35 radio swasta dan pemerintah se-Lampung. Dengan adanya
penghargaan seperti ini diharapkan insan-insan media penyiaran khususnya di
daerah agar lebih peduli akan penyiaran sehingga tidak menimbulkan efek negatif
bagi masyarakat lewat siaran/konten/informasi yang disampaikan. (MI)
Tugas 3
Pentingnya
Membangun Minat Baca di Kalangan Anak-Anak
TOR (Term Of
Reference)
Tema / Judul
:
Pendidikan x Kebudayaan
Latar
Belakang :
Di era digital sekarang kebutuhan
akan informasi telah mudah di dapat melalui bermacam-macam teknologi yang ada
seperti gadget ,laptop, ataupun media sosial. Kemudahan ini membuat orang malas
untuk membaca buku atau media cetak lainnya khususnya bagi kalangan
anak-anak/pelajar dikarenakan ada hal yang mudah mereka dapatkan dengan cepat
lewat internet. Dalam hal ini membuat anak-anak menjadi ketergantungan akan
teknologi yang disuguhkan dizaman sekarang dan menjadi dampak negatif bagi
mereka yang terlalu addict menggunakan internet dikarenakan akan membuat mereka
menjadi malas membaca buku. Oleh karena itu ,disini saya ingin mencoba
menghilangkan atau bahkan mencegah dampak tidak baik seperti itu lewat
wawancara mendalam disuatu sekolah dasar negeri di Bandar Lampung dan Komunitas
Taman Baca Anak bagaimana mereka menyikapi fenomena seperti itu yang menimpa
anak-anak dan pelajar zaman sekarang. Karena dari membaca ,ilmu yang kita
dapatkan akan benar-benar di rasakan dampaknya kelak ketimang mencari atau
mendapatkan informasi yang belum tentu kebenarannya dari internet maupun media
sosial.
Tempat
Liputan :
SDN 1 Kebon Jeruk
Taman Baca Masyarakat Merdeka
Narasumber :
Guru
Orang Tua
Pelajar / Mahasiswa
Pengajar (Volunteer)
Dinas Pendidikan Prov Lampung
Expert / Ahli dibidang Pendidikan
Rencana Tulisan :
1)
Pengertian
Membaca menurut Expert/Ahli
2)
Fakor
Penyebabnya
3)
Dampak yang
di timbulkan
4)
Solusi
5)
Kesimpulan
Pentingnya
Membaca
Membaca adalah kegiatan dengan panca indra mata yang kemudian diproses
lebih lanjut menggunakan akal. Membaca adalah kegiatan menggali informasi dari
tulisan. Membaca sangat bermanfaat untuk kita, selain meningkatkan pengetahuan
juga membuat wawasan kita menjadi luas. Dengan membaca kita dapat mengetahui
berbagai pengetahuan, tanpa harus melihatnya secara langsung. Menurut Anderson
dan kawan-kawan (1985), membaca merupakan dasar keberhasilan seseorang, bukan
saja di sekolah, tetapi juga di segala bidang kehidupan.
Soedarso berpendapat bahwa membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan
mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah meliputi orang harus
menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Kebiasaan
membaca adalah ketrampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan
ketrampilan bawaan. Oleh karena itu kebiasaan membaca dapat dipupuk, dibina dan
dikembangkan. Untuk tujuan akademik membaca adalah untuk memenuhi tuntutan
kurikulum sekolah atau perguruan tinggi. Buku sebagai media transformasi dan
penyebarluasan ilmu dapat menembus batas-batas geografis suatu negara, sehingga
ilmu pengetahuan dapat dikomunikasikan dan digunakan dengan cepat di berbagai
belahan dunia. Salah satu tajuk di situs Antara News yang memberitakan bahwa
budaya membaca masyarakat Indonesia terendah diantara 52 negara di kawasan Asia
Timur berdasarkan data yang dilansir Organisasi.
Buku adalah jendela dunia. Kalimat yang sering kita dengar dari kecil
hingga dewasa. Tanpa harus berkeliling dunia, membaca buku dapat mengetahui
sesuatu yang menakjubkan tentang dunia luar. Membaca merupakan salah satu
faktor untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Membaca juga dapat menjauhkan
kita dari jurang kebodohan dan menjauhkan pula dari kemiskinan.
Agus M. Irkham menyatakan bahwa seringkali kita menghubungkan antara minat baca dengan kemampuan menulis. Jadi, kalau kebiasaan membaca sudah menjadi kebiasaan hidup, dengan sendirinya kita akan mudah menulis. Hubungan antara membaca dengan menulis sangat ketat, meski tidak seketat antara mendengar dengan berbicara. Untuk dapat menulis, kita harus membaca. Membaca adalah sarana utama menuju keterampilan menulis.
Agus M. Irkham menyatakan bahwa seringkali kita menghubungkan antara minat baca dengan kemampuan menulis. Jadi, kalau kebiasaan membaca sudah menjadi kebiasaan hidup, dengan sendirinya kita akan mudah menulis. Hubungan antara membaca dengan menulis sangat ketat, meski tidak seketat antara mendengar dengan berbicara. Untuk dapat menulis, kita harus membaca. Membaca adalah sarana utama menuju keterampilan menulis.
Menurut harian Kompas, terbitan 12 Juni 2009, minat mahasiswa untuk membaca
berbeda dengan mahasiswa jaman dulu. Harian tersebut menyebutkan bahwa,
banyaknya literatur dan penerbit buku tidak mempengaruhi minat membaca
mahasiswa. Pada jaman dahulu, saat fasilitas masih terbatas para mahasiswa
mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk membaca. Pembangunan
perpustakaan dan pembelian referensi yang banyak nampaknya kurang menyentuh
minat mahasiswa untuk membaca literatur yang berkaitan dengan mata kuliah yang
diambil. Aktivitas membaca mahasiswa mengalami penurunan tersebut, kemungkinan
dipengaruhi oleh teknologi informasi yang sudah sangat maju. Berbagai macam
hiburan yang tidak mengikutsertakan media buku, menjadi lebih menarik, karena
membaca membutuhkan perhatian khusus yang tidak dapat diselingi dengan
aktivitas lain.
Menurut Sindonews.com terbitan 19 September 2013. Minat baca warga negara
Indonesia sangat rendah dan memprihatinkan. Hal ini dibuktikan dengan hasil
indeks nasional yang menyebutkan bahwa indeks baca di Indonesia hanya 0,01.
Sedangkan rata-rata indeks baca negara maju berkisar antara 0,45 sampai dengan
0,62. Hasil tersebut membuktikan bahwa Indonesia menjadi peringkat ketiga dari
bawah untuk minat baca.
Faktor
Penyebabnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca dapat bersifat personal dan institusional. Faktor personal antara lain:
inteligensi usia, jenis kelamin, kemampuan membaca, sikap, dan kebutuhan
psikologis. Sedangkan faktor institusional antara lain tersedianya bacaan yang sesuai, latar
belakang status sosial ekonomi, dan kelompok etnis serta pengaruh teman sebaya,
orang tua, guru, televisi, dan film.
Faktor penyebab rendahnya minat baca dikalangan remaja antara
lain:
1. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor utama dalam pembentukan kepribadian seseorang, lingkungan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.
- · Lingkungan keluarga
Lingkungan yang pertama kali kita kenal adalah lingkungan keluarga. Oleh
karena itu lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat utama dalam
mempengaruhi pribadi seseorang. Sosok
ibu merupakan memegang peran penting dalam menanamkan karakter anaknya.
Nenek kita mewariskan kebiasaan yang kurang
baik kepada anak cucunya yaitu kebiasaan memberikan informasi dengan
lisan seperti berdongeng dan bercerita sebagai penghantar tidur. Begitu pula dengan
orang tua sekarang. Mereka lebih senang menonton televisi, mendengarkan radio
dan berbincang-bincang dalam menggali
informasi. Sehingga tidak meneladankan kebiasaan membaca kepada anaknya.
Teladan atau contoh penting dilakukan dalam penanaman nilai nasionalisme untuk
anak usia dini. Anak-anak cenderung menjadikan model dalam bertingkah laku.
Setiap perilaku orang yang dijadikan model bagi anak akan diamatidan lama
kelamaan akan ditiru daam perilaku anak sehari hari.
- · Lingkungan masyarakat
Dalam melakukan aktivitas ataupun rutinitas keseharian kita lebih
berkecimpung dalam lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, lingkungan
masyarakat turut menyumbang peran yang besar pula. Lingkungan masyarakat dapat
kita sebut teman, sahabat, dunia kerja, dan masyarakat itu sendiri. Seseorang
yang memiliki teman yang suka menunda-nunda tugas, suka mbolos dan senang
berbelanja akan ikut terbawa dengan kebiasaan-kebiasaan buruk temannya. Oleh
karena itu lingkungan masyarakat memiliki peranan penting dalam membentuk
kebiasaan dan karakter kita.
2. Teknologi yang semakin canggih
Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi sekarang ini semakin
canggih. Akan tetapi tidak diimbangi dengan penggunaan, pengawasan,
pengendalian yang baik. Generasi muda merupakan pengguna terbesar kemajuan
teknologi informasi ini. Tersedia banyak media hiburan seperti TV,
komputer, handphone, VCD, tape recorder, dan lain–lain sangat memanjakan
penggunanya. Tanpa kita sadari kemanjaan sangat menyita waktu. Sehingga
generasi muda kita terlelap dalam kemanjaan dan tidak memiliki waktu untuk
kegiatan membaca.
3. Siswa kurang didorong membaca
untuk belajar ( reading to learn )
Kebanyakan dari pembelajaran yang digunakan hanya menggunakan model
penjelasan, siswa tidak diarahkan untuk mencari materi atau membaca buku
referensi sehingga cenderung pasif hanya sebagai penerima saja, dan tidak ada
keinginan atau untuk berusaha membaca untuk belajar.
4. Kurangnya Kesadaran
Meskipun kedua faktor di atas tidak ada, hobi membaca tidak akan tercipta
jika kita tidak menanamkan kesadaran akan manfaat membaca. Namun sebaliknya,
meskipun kedua faktor di atas ada, jika
masing-masing individu menanamkan rasa kesadaran akan pentingnya membaca, tentu
saja hobi membaca akan muncul dalam diri kita dan membaca akan menjadi
kebutuhan bagi diri kita.
5. Rendahnya Motivasi
Motivasi dari berbagai pihak amat dibutuhkan. Di sekolah motivasi dan
tauladan dibawa oleh sosok guru. Akan tetapi faktanya saat disaat waktu
senggang seperti istirahat guru lebih banyak menghabiskan untuk ngobrol,
merokok, menonton televisi ataupun bermain catur. Di rumah sosok orang tua
sangat berperan dalam memberi motivasi membaca. Motivasi terpokok yaitu
motivasi dari diri sendiri yang harus ditumbuhkan sehingga dapat memberikan
pedoman yang kuat dan tetap konsisten untuk senantiasa membaca.
6. Kondisi perpustakaan masih lemah
Kondisi perpustakaan di Indonesia sekarang secara umum masih lemah. Daud
(dalam Adiningsih) menjelaskan banyak ulasan tentang begitu menyedihkanya
kondisi perpustakaan di Indonesia. Koleksi buku yang berjumlah 410.147
eksemplar kian menyusut karena ada 40% buku tidak kembali, serta kegiatan
ilmiah terhenti.
7. Kurangnya referensi buku di perpustakaan
“Ketersediaan buku merupakan faktor utama dalam upaya menciptakan suasana
yang kondusif untuk membaca” (Harjasujana dan Misdan). Referensi buku yang
terbatas menyebabkan minat baca di kalangan generasi muda menurun, jangankan
untuk membacanya, mendatanginya pun enggan karena terbatasnya referensi
buku–buku di perpustakaan. Berdasarkan penelitian Deputi Pengembangan
Perpustakaan Nasional RI (Adiningsih)
baru menunjukkan 5% dari sekitar 300.000 sekolah SD di Indonesia serta
baru 20% dari 66.000 desa/kelurahan yang memiliki perpustakaan memadai.[1]
8. Suasana Perpustakaan yang kurang nyaman
Penataan ruangan, penataan buku yang kurang rapi menjadi alasan seseorang
enggan untuk pergi ke perpustakaan dalam rangka membaca dan mencari sumber
referensi. Selain itu pelayanan, pencahayaan dan sirkulasi udara juga turut
menjadi pertimbangan seseorang akan mengunjungi perpustakaan. Faktor ini dapat
menjadikan seseorang yang awalnya sudah berniat ataupun sudah mengunjungi
perpustakaan akan enggan melanjutkan kegiatannya di perpustakaan
Dampak
Faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya minat baca di kalangan genarasi muda, akan membawa dampak yang
merugikan. Adapun dampak yang ditimbulkan dari rendahnya minat baca anatara
lain :
1. Mengalami kesulitan memahami, menguasai, mentransfer, dan menggunakan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk produksi barang dan jasa bermutu.[2]
2. Generasi muda akan mudah dipengaruhi atau didoktrin oleh
pemahaman–pemahaman yang negatif.
Keterbatasan ilmu pengetahuan menjadikan seseorang memiliki dasar yang
dangkal. Seseorang seperti ini pastilah akan mudah dipengaruhi oleh
pemahaman-pemahaman yang negatif.
3. Tidak berkembangnya kreativitas.
Kreatifitas akan muncul apabila seseorang mengembangkan pola berfikir serta
tanggap terhadap lingkungan sekitar. Pengembangan pola berfikir ini diperoleh
dalam kegiatan membaca. Pola fikir yang berkembang menjadikan tanggap terhadap
lingkungan sehingga memunculkan ide-ide kreatif.
4. Tidak mengetahui informasi terbaru atau kurang update sehingga sulit
untuk memajukan diri sendiri maupun lingkungan.
5. Generasi muda menjadi miskin akan wawasan, karena tidak adanya
kefahaman dan wawasan yang cukup terhadap ilmu pengetahuan dan mengenai apa
yang terjadi. Remaja cenderung kurang peduli terhadap apa yang terjadi
disekitarnya dan memilih menutup diri mementingkan trend yang sedang hangat.
6. Bangsa akan kehilangan aset terpenting yaitu para pemuda, karena para
pemuda tidak menumbuhkan rasa cinta terhaadap bacaan sejarah dan kemerdekaan
yang telah diperjuangkan oleh pahlawan pendahulu.
Solusi
1. Meningkatkan jumlah dan layanan
perpustakaan di lingkungan sekolah dan di lingkungan masyarakat, dengan
dibangunnya Perpustakaan Nasional dan perpustakaan daerah (di tingkat propinsi,
kecamatan, dan desa).
2. Membudayakan cinta baca mulai dari keluarga, dengan menumbuhkan minat
baca sejak dini kepada anak-anak seperti melalui buku cerita atau buku
bergambar. Membawa anak-anak sesering mungkin berkunjung ke pusat-pusat buku,
perpustakaan, toko buku, atau bursa(book fair), dll.
3. Menyediakan progam wajib baca baik dalam keluarga maupun lingkungan
sekolah.
4. Berusaha menyediakan waktu untuk memilih dan membaca buku bacaan yang
baik.
5. Mengontrol penggunaan media elektronik (tv, vidio, game, internet)
melalui peran orang tua dan guru, dimana guru dan orang tua bekerja sama dengan
memberikan pemahamaan terhadap anak dengan memberitahukan media elektronik
tidak terkontrol dapat menyebabkan hilangnya waktu belajar dan konsentrasai.
6. Tarigan mengemukakan bahwa sikap ingin tahu intelektual dan bijaksana
disertai usaha yang terus menerus untuk menggali pengetahuan baru akan menolong
seseorang mengembangkan minat bacanya.
7. Meningkatkan koleksi perpustakaan (koleksi bahan pustaka). Agar para
pengunjung, terutama generasi muda tertarik untuk mengunjungi perpustakaan
sehingga minat baca mereka akan meningkat.
8. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran membaca dapat memperjelas
konsep dan menarik perhatian pembaca. Hal ini menurut Piaget ,anak usia Sekolah
Dasar berada pada taraf berfikir rasiona konkret. Ia menambahkan usia sekolah
dasar kemampuan berfikir,bernalar,dan perkembangan bahasamemerlukan
simbol-simbol atau gambar.
9. Membuat slogan-slogan giat membaca.
10. Memperbaruhi sistem Pembelajaran di Sekolah dengan cara guru memberikan
tugas pembelajaran yang menantang dan menarik untuk siswa misalnya dalam proses
kegiatan belajar guru memberikan atau memunculkan masalah yang dapat
didiskusikan bersama dengan siswa sehingga dapat mendorong siswa untuk menggali
banyak informasi melalui aktivitas membaca.
11. Memperbaiki kerjasama dengan penerbit dan percetakaan buku dalam
pengadaan buku murah berkualitas.
Guna mengatasinya, mungkin kita perlu mengusulkan agar pihak universitas
meneliti Departemen Membaca, nantinya departemene itu akan intens melakukan
penelitian dalma bidang membaca. Kemudian, hasil penelitian itu
disosialisasikan ke guru-guru di sekolah. Tak hanya itu, departemen itu juga
memberikan masukan dan saran kepada para guru di sekolah tentang bagaimana cara
menajarkan anak didik agar tertarik membaca buku hingga tuntas.
Kesimpulan :
Minat baca mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kebiasan membaca. Karena apabila anak membaca tanpa mempunyai minat baca yang
tinggi maka siswa tersebut tidak akan membaca dengan sepenuh hati. Apabila anak
tersebut membaca atas kemauan atau kehendaknya sendiri maka anak tersebut akan
membaca dengan sepenuh hati. Apabila anak sudah terbiasa dengan membaca,
kebiasaan tersebut akan dilakukan secara terus-menerus. Selain itu ,kegemaran
membaca memberikan dampak yang positif untuk siswa tersebut. Karena minat baca
yang sangat tinggi menjadikan minat belajarnya pun tinggi. Anak yang senang
membaca akan mempunyai pengetahuan yang luas dari buku yang dibacanya. Sangat
disayangkan, apabila anak tidak suka membaca atau mempunyai minat membaca yang
rendah karena pengetahuan siswa akan sempit.
Memang tidak mudah melakukan hal tersebut apalagi di
era digital seperti saat ini. Namun, kecerdasan anak dipengaruhi oleh
keahliannya dalam membaca. Jika kita sebagai orangtua atau masyarakat yang
peduli akan pendidikan ingin anak-anak cerdas, maka salah satu cara yang harus
dilakukan adalah dengan membiasakan mereka membaca sejak awal dan terus
mengawalnya hingga mereka menjelang dewasa. (MI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar