NPM : 15710001
BUSTER, Inovasi baru dalam pertanian.
Teknologi dan Inovasi yang terbaru
memang hal yang sangat diincar oleh Pemerintah Indonesia saat ini, hal tersebut
terbukti dengan banyaknya riset dalam bidang teknologi yang dibiayai
pemerintah. Hasil riset tersebut dipublikasi baik dalam skala daerah maupun
Internasional. Akhir – akhir ini banyak sekali pameran tentang Teknologi yang
terbarukan di Indonesia.
Di Provinsi Lampung sendiri tampaknya
telah banyak riset di berbagai teknologi baik itu yang dilakukan oleh tingkatan
siswa yang berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun di tingkat
Universitas yang dilakukan oleh mahasiswa yang berada di bidang Ilmu Teknik,
Informatika dan Pertanian.
Namun hal tersebut kurang diimbangi
dengan diadakannya pameran dan publisitas dari hasil – hasil riset yang telah
dikembanbkan oleh siswa dan mahasiswa tersebut. Apa untungnya menemukan
berbagai dan banyak penemuan yang terbaru tanpa ada yang tahu hal tersebut,
tanpa adanya penghargaan terhadap riset tersebut, kalau tidak adanya kedua hal
tersebut riset tersebut sejalan dengan waktu akan mati dan tidak ada yang
memanfaatkan riset itu.
Universitas Bandar Lampung (UBL)
tampaknya peka mengetahui hal tersebut sehingga UBL dengan tanggap mengadakan
pameran yang bertajuk Creativity Inovation Technologt Entrepreneurship (CITE),
pameran tersebut diadakan bersamaan dengan konferensi internasioal keempat ICETD,
yang merupakan konferensi menyangkut bidang sains dan teknologi. CITE diadakan
di gedung konferensi Mahligai Agung yang berada di komplek kampus Pascasarjana
UBL yang dimulai pada tanggal 23 – 26 Oktober 2017. Acara CITE juga diisi
dengan perbincangan akademis dengan narasumber ternama dari berbagai Institusi
Pemerintah maupun Swasta yang berada di seluruh Indonesia, diantara pembicara
tersebut ada yang berasal dari Kementerian Komunikasi dan Infomartika Republik
Indonesia, kemudian ada Prof. Thomas Djamaluddin yang merupakan Kepala Lembanga
Penerbangan dan Antariksa Nasional, juga ada Riza Muhida Ph.D sebagai ahli
drone dan robot Indonesia, dan turut pula hadir narasumber lainnya.
Dari berbagai temuan dari pameran
CITE ada yang satu temuan yang berhasil saya datangi, yaitu riset yang didalami
oleh SUPM Kota Agung, SUPM sendiri adalah sekolah setingkat SMA tetapi berada
di naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, pendidikan di SUPM lebih
difokuskan kepada praktek daripada teori. Tentu saja dengan fokus pada praktek
sekolah ini harus mampu menghasilkan banyak temuan dibandingkan sekolah
konvensional.
Pada pameran CITE temuan yang diunjukkan
SUPM Kota Agung adalah BUSTER yang merupakan singkatand dari Budidaya Sayuran
Terapung. Temuan yang lebih disebut inovasi ini dikembangkan oleh kelompok KIR
(Karya Ilmiah Remaja) SUPM Kota Agung. Buster merupakan inovasi di bidang
budidaya sayuran yang secara konvensional memakai media pot dan tanah sebagai
media berkembangnya sayuran kemudian dilakukan penggantian media dengan
menggunakan gelas plastik yang telah dilobangi untuk diberi bambu dan
pelampung, kemudian di dalam media gelas plastik tersebut tidak hanya diisi
tanah namun juga diisi dengan sekam, arang dan serabut. Tidak hanya diisi
dengan tanah karena berbeda dengan media konvensional yang hanya ada sedikit
air dalam media tersebut, penanaman dengan jenis Buster media gelas plastik
tersebut akan dimasukkan ke dalam air sehingga kalau hanya diisi dengan tanah
maka sayuran tersebut akan membusuk karena menyerap terlalu banyak air.
Dalam penelitian penemuan ini telah
diujicobakan jeni tanaman kangkung, dalam perkembangan kangkung yang ditanam
dalam media Buster kangkung lebih cepat tumbuh, di dalam brosur yang diberikan
kepada pengunjung dtunjukkan hasil uji coba tanaman kangkung yang ditanam dalam
media buster dapat tumbuh 3 hari setelah ditanam, berbeda 2 hari dengan media tanah yang memerlukan
waktu tumbuh 5 hari. Kemudian presentase tumbuh kangkung ini mencapai 80% dan
presentase tumbuh pada media tanah hanya 60%.
Tingkat pertumbuhan dan keberhasilan
tumbuh pada media buster lebih cepat dikarenakan pada media buster kolam yang
berisi air memiliki kandungan unsur hara yang lebih banyak dibandingkan media
tanah maka itu sayuran memiliki cukup makanan berupa nitrat dan menjadikan
sayuran tersebut lebih cepat tumbuh di media buster dibandinkan media tanah.
Keuntungan media buster lebih banyak
dibandingkan media tanah dikarenakan media buster lebih kecil maka akan sangat
menghemat ruangan, kedua dikarenakan media buster medianya lebih mudah dirawat
dibandingkan media tanah, ketiga media buster tidak akan mengotori lingkungan
sekitar dibandingkan media tanah sehingga dapat ditaruh di dalam rumah.
Terakhir media buster dapat dibudidayakan di rumah – rumah tanpa halaman karena
memakai media yang tidak permanen
Universitas Bandar Lampung, tempat diselenggarakan
KPID Award 2017
Bandar Lampung, (Komisi Penyiaran Indonesia
Daerah) KPID Award merupakan ajang
penganugerahan di bidang penyiaran yang diselenggarakan oleh KPID
Lampung untuk berbagai tokoh maupun instansi penyiaran yang berada di
Provinsi Lampung. Pada tahun 2017 KPID Award
diselenggarakan di Mahligai Agung Convetion Center pada hari Selasa
(28/11). Tahun ini tema yang dibawakan dalam KPID Award 2017 adalah “Penyiaran
yang Sehat menuju Lampung yang Helaw”.
Dalam acara KPID Award 2017 dihadiri oleh berbagai
elemen dalam masyarakat, seperti Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan
Statistik Provinsi Lampung (KADISKOMINFOTIK), Ketua DPRD Provinsi Lampung,
Komisioner KPID, Kabid Humas Polda Lampung, Mahasiswa dari berbagai PTN dan PTS
di Provinsi Lampung serta Gubernur Lampung, Ridho Ficardo. Ridho juga
memberikan sepatah dua kata dalam kata sambutan pembukaan KPID Award 2017.
Ada 11 kategori
yang dipilih oleh KPID Lampung tahun ini seperti Penyiar terbaik, Buletin
terbaik dan Acara bincang – bincang terbaik, pemenang diketiga kategori
tersbeut adalah pertama Radar TV memenangkan kategori Buletin terbaik, Radio
Saba Putra dengan Adi Ardiansyah sebagai penyiarnya mendapatkan penghargaan
dibidang Penyiar terbaik.
Konflik
Rohingya bukanlah konflik Agama.
Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak dapat
hidup sendiri dan mengekang dirinya dari manusia lainnya, setiap manusia harus
berhubungan dengan manusia lainnya untuk bertahan hidup. Selain itu manusia
harus berhubungan dengan manusia lainnya karena setiap manusia memiliki tujuan
atau keinginan yang harus dipenuhi, untuk memenuhi keinginan tersebut setiap
manusia tidak dapat melakukannya sendiri
Namun, manusia dibumi ini sangatlah
banyak tidak dapat seorang individu berhubungan dengan setiap manusia di bumi
ini melainkan hanya dengan manusia terdekatnya saja, dengan intensitas
berhubungan yang semakin tinggi maka sekelompok manusia disatu lingjkungan
memiliki rasa saling menghargai yang tinggi, sekelompok manusia tersebut misu enganggap
bahwa mereka satu karena mereka sudah sering berhubungan dan akhirnya
menciptakan tingkah laku yang sama dan pada akhirnya seiring lamanya waktu
terbentuklah suatu kebudayaan dan kebudayaan yang berlanjut terus menerus dapat
membentuk peradaban.
Disamping itu semua karena
kebudayaan yan g terbentuk di dunia lebih dari satu tentu sering terbentur
dengan konflik antar budaya dikarenakan adanya perbedaan setiap budaya. Seperti
contohnya adalah kasus dari konflik di Myanmar antara Rohingya dan Pemerintah
disana, dan hal itupun sampai ke Indonesia, banyak yang mengira bahwa konflik
disana adalah konflik antara umat Islam dan Buddha, namun konflik disana lebih
ke arah sosial dan kemanusian dimana hanya sebuah kebetulan agama yang dianut
oleh kedua pihak adalah Islam dan Buddha.
Pemabahasan
Konflik Rohingya di Myanmar belum begitu jelas asal
mulanya, banyak sekali informasi terkait pemicu dari konflik tersebut. Namun
sumber yang sering beredar adalah tentang kasus pemerkosaan wanita Rohignya
oleh pemuda suku Rakhine yang menjadi pemicu konflik yang berkepanjangan
tersebut, hingga akhirnya meluas sampai sekarang. Konflik Rohingya terjadi
sebelum kemerdekaan Myanmar pun sudah ada jadi dapat disimpulkan konflik ini
sudah sangat lama sekali. Rohingya sendiri adalah suku muslim yang tidak diakui
oleh Negara Myanmar jadi dapat dikata mereka adalah penduduk ilegal, selain
Rohingya masih banyak suku yang tidak diakui di Myanmar, memang mayoritas agama
suku rohingya adalah muslim, namun itu tidak perlu dipermasalahkan karena ada
juga suku yang mayoritas muslim diakui di Myanmar. Karena sekali lagi konflik
yang menimpa suku Rohingya bukanlah konflik agama.
Sangat disayangkan konflik yang terdapat di Rohingya
dapat meluas bahkan sampai ke Indonesia, relasi kelompok Muslim dan Buddha sempat terjadi berbagai konflik seperti
penurunan Rupang Buddha Amitabha di Sumatera Utara. Terkait dengan konflik yang
terjadi di Myanmar yang melibatkan Etnis Rohingya tidak perlu menjalar sisi
negatifnya sampai ke Indonesia karena umat Buddha jika dipelajari mempunyai
lima sila atau latihan yang harus dilatih setiap hari yang dinamakan Pancasila
Buddhis, dan dari kelima sila tersebut sila yang paling utama dan diletakkan
pertama adalah umat Buddha wajib melatih diri tidak melakukan penganiayaan dan
pembunuhan kepada semua makhluk. Selain hal tersebut berbagai kelompok Buddhis
di Indonesia juga telah mengambil sikap dan membuat pernyataan terkait konflik
Rohingya, seperti yang dilakukan oleh berbagai pemuda lintas agama di daerah
Cipayung, mereka yang tergabung dari Pemuda Kritesn, Muslim, Hindu dan tentu
saja Buddha mendeklarasikan diri menolak konflik Rohingya yang terjadi di
Myanmar, mereka juga mengingatkan sesuai Deklarasi HAM bahwa setiap Individu
wajib menerima hak kewarganegaraan dan tidak ditolah dengan sewenang –
wenangnya. Selain dari para pemuda, para Bhikkhu yang tergabung dalam KASI
(Konferensi Sangha Agung Indonesia) juga membuat berbagai pernyataan sebagai
berikut
1. Keprihatinan
mendalam atas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar yang telah menimbulkan
korban jiwa dan kerugian moril serta materiil yang besar. Konflik di Rakhine
bukanlah konflik agama melainkan konflik sosial dan kemanusiaan.
2. Menumbuhkan
solidaritas kemanusiaan atas krisis Rakhine, Myanmar dengan mengedepankan cinta
kasih bahwa korban maupun masyarakat yang terdampak sama-sama manusia setara
dan serasa di hadapan Tuhan.
3. Menghentikan
kebencian dan tindak kekerasan agar tak semakin parah kerusakan yang
diakibatkan.
4. Mendesak
Pemerintah Myanmar untuk memberikan perlindungan, bantuan, hak asasi dasar
kepada masyarakat Rakhine.
5. Menolak
segala bentuk provokasi memperluas dan membawa isu konflik Rakhine ke
Indonesia. Sebab ini dapat mengganggu kerukunan umat beragama di Indonesia.
6. Menghimbau
masyarakat Indonesia untuk dapat menyaring informasi yang beredar melalui media
sosial dan tidak terprovokasi untuk menyebarkan kebencian. Kami sangat
mengharapkan kepada Cyber Crime Polri dan BIN agar mendeteksi informasi
berbentuk provokasi agar tak menyebar ke masyarakat.
7. Kami
sangat mengharapkan Pemerintah Indonesia untuk menjamin umat beragama untuk
beribadah dengan tenang dan aman, serta menjamin keamanan rumah ibadah yang ada
di Indonesia.
8. Sangat
perlu diingat bahwa tidak ada agama yang bisa dikaitkan dengan aksi terorisme.
Sebab aksi tersebut tidak mencerminkan perilaku umat beragama. Peristiwa ini
diharap jadi pendorong bersatunya umat beragama di indonesia bahkan dunia.
9. Kami
menghimbau umat beragama, terutama umat Budha untuk tidak terprovokasi. Sebagai
umat beragama sudah selaiknya kita bersama-sama untuk menjaga kerukunan dan
perdamaian umat beragama di Indoensia bahkan dunia.
10. Kami, umat
Buddha Indonesia yang menjunjung tinggi kerukunan dan perdamaian menyampaikan
simpati atas penderitaan saudara-saudara kami pengungsi Rohingya dan masyarakat
di Rakhine. Kami berdoa agar segala penderitaan mereka segera berakhir.
Berbagai elemen Buddha di
Indonesia menyalahkan konflik di Myanmar yang berkaitan dengan hal – hal negatif
seperti pembantaian, pmbunuhan da penganiayaan, tidak ada yang membela aksi
negatif terkait konflik Rohingya, maka dari itu lebih baiknya jika umat Buddha
dan Muslim di Indonesia dapat hidup lebih rukun dan tidak terprovokasi terkait
dengan konflik yang terjadi di Myanmar dan alangkag lebih baiknya lagi jika
keduanya antar Umat Muslim dan Buddha di Indonesia dapat melakukan aksi nyata
seperti berdoa dan membantu secara nyata guna meringankan konflik di Myanmar
tersebut.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar