Jumat, 29 Desember 2017

INDRA GUNAWAN 15710001

NAMA :  INDRA GUNAWAN
NPM     : 15710001



BUSTER, Inovasi baru dalam pertanian.

Teknologi dan Inovasi yang terbaru memang hal yang sangat diincar oleh Pemerintah Indonesia saat ini, hal tersebut terbukti dengan banyaknya riset dalam bidang teknologi yang dibiayai pemerintah. Hasil riset tersebut dipublikasi baik dalam skala daerah maupun Internasional. Akhir – akhir ini banyak sekali pameran tentang Teknologi yang terbarukan di Indonesia.
           
Di Provinsi Lampung sendiri tampaknya telah banyak riset di berbagai teknologi baik itu yang dilakukan oleh tingkatan siswa yang berasal dari Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun di tingkat Universitas yang dilakukan oleh mahasiswa yang berada di bidang Ilmu Teknik, Informatika dan Pertanian.
           
Namun hal tersebut kurang diimbangi dengan diadakannya pameran dan publisitas dari hasil – hasil riset yang telah dikembanbkan oleh siswa dan mahasiswa tersebut. Apa untungnya menemukan berbagai dan banyak penemuan yang terbaru tanpa ada yang tahu hal tersebut, tanpa adanya penghargaan terhadap riset tersebut, kalau tidak adanya kedua hal tersebut riset tersebut sejalan dengan waktu akan mati dan tidak ada yang memanfaatkan riset itu.
           
Universitas Bandar Lampung (UBL) tampaknya peka mengetahui hal tersebut sehingga UBL dengan tanggap mengadakan pameran yang bertajuk Creativity Inovation Technologt Entrepreneurship (CITE), pameran tersebut diadakan bersamaan dengan konferensi internasioal keempat ICETD, yang merupakan konferensi menyangkut bidang sains dan teknologi. CITE diadakan di gedung konferensi Mahligai Agung yang berada di komplek kampus Pascasarjana UBL yang dimulai pada tanggal 23 – 26 Oktober 2017. Acara CITE juga diisi dengan perbincangan akademis dengan narasumber ternama dari berbagai Institusi Pemerintah maupun Swasta yang berada di seluruh Indonesia, diantara pembicara tersebut ada yang berasal dari Kementerian Komunikasi dan Infomartika Republik Indonesia, kemudian ada Prof. Thomas Djamaluddin yang merupakan Kepala Lembanga Penerbangan dan Antariksa Nasional, juga ada Riza Muhida Ph.D sebagai ahli drone dan robot Indonesia, dan turut pula hadir narasumber lainnya.



           
            Dari berbagai temuan dari pameran CITE ada yang satu temuan yang berhasil saya datangi, yaitu riset yang didalami oleh SUPM Kota Agung, SUPM sendiri adalah sekolah setingkat SMA tetapi berada di naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, pendidikan di SUPM lebih difokuskan kepada praktek daripada teori. Tentu saja dengan fokus pada praktek sekolah ini harus mampu menghasilkan banyak temuan dibandingkan sekolah konvensional.
           
Pada pameran CITE temuan yang diunjukkan SUPM Kota Agung adalah BUSTER yang merupakan singkatand dari Budidaya Sayuran Terapung. Temuan yang lebih disebut inovasi ini dikembangkan oleh kelompok KIR (Karya Ilmiah Remaja) SUPM Kota Agung. Buster merupakan inovasi di bidang budidaya sayuran yang secara konvensional memakai media pot dan tanah sebagai media berkembangnya sayuran kemudian dilakukan penggantian media dengan menggunakan gelas plastik yang telah dilobangi untuk diberi bambu dan pelampung, kemudian di dalam media gelas plastik tersebut tidak hanya diisi tanah namun juga diisi dengan sekam, arang dan serabut. Tidak hanya diisi dengan tanah karena berbeda dengan media konvensional yang hanya ada sedikit air dalam media tersebut, penanaman dengan jenis Buster media gelas plastik tersebut akan dimasukkan ke dalam air sehingga kalau hanya diisi dengan tanah maka sayuran tersebut akan membusuk karena menyerap terlalu banyak air.
           
Dalam penelitian penemuan ini telah diujicobakan jeni tanaman kangkung, dalam perkembangan kangkung yang ditanam dalam media Buster kangkung lebih cepat tumbuh, di dalam brosur yang diberikan kepada pengunjung dtunjukkan hasil uji coba tanaman kangkung yang ditanam dalam media buster dapat tumbuh 3 hari setelah ditanam, berbeda  2 hari dengan media tanah yang memerlukan waktu tumbuh 5 hari. Kemudian presentase tumbuh kangkung ini mencapai 80% dan presentase tumbuh pada media tanah hanya 60%.

Tingkat pertumbuhan dan keberhasilan tumbuh pada media buster lebih cepat dikarenakan pada media buster kolam yang berisi air memiliki kandungan unsur hara yang lebih banyak dibandingkan media tanah maka itu sayuran memiliki cukup makanan berupa nitrat dan menjadikan sayuran tersebut lebih cepat tumbuh di media buster dibandinkan media tanah.
Keuntungan media buster lebih banyak dibandingkan media tanah dikarenakan media buster lebih kecil maka akan sangat menghemat ruangan, kedua dikarenakan media buster medianya lebih mudah dirawat dibandingkan media tanah, ketiga media buster tidak akan mengotori lingkungan sekitar dibandingkan media tanah sehingga dapat ditaruh di dalam rumah. Terakhir media buster dapat dibudidayakan di rumah – rumah tanpa halaman karena memakai media yang tidak permanen


Universitas Bandar Lampung, tempat diselenggarakan KPID Award 2017


Bandar Lampung, (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah)  KPID Award merupakan ajang penganugerahan di bidang penyiaran yang diselenggarakan  oleh KPID  Lampung untuk berbagai tokoh maupun instansi penyiaran yang berada di Provinsi Lampung. Pada tahun 2017 KPID Award  diselenggarakan di Mahligai Agung Convetion Center pada hari Selasa (28/11). Tahun ini tema yang dibawakan dalam KPID Award 2017 adalah “Penyiaran yang Sehat menuju Lampung yang Helaw”.

Dalam acara KPID Award 2017 dihadiri oleh berbagai elemen dalam masyarakat, seperti Kepala Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Provinsi Lampung (KADISKOMINFOTIK), Ketua DPRD Provinsi Lampung, Komisioner KPID, Kabid Humas Polda Lampung, Mahasiswa dari berbagai PTN dan PTS di Provinsi Lampung serta Gubernur Lampung, Ridho Ficardo. Ridho juga memberikan sepatah dua kata dalam kata sambutan pembukaan KPID Award 2017.

Ada  11 kategori yang dipilih oleh KPID Lampung tahun ini seperti Penyiar terbaik, Buletin terbaik dan Acara bincang – bincang terbaik, pemenang diketiga kategori tersbeut adalah pertama Radar TV memenangkan kategori Buletin terbaik, Radio Saba Putra dengan Adi Ardiansyah sebagai penyiarnya mendapatkan penghargaan dibidang Penyiar terbaik.


Konflik Rohingya bukanlah konflik Agama.

Manusia merupakan makhluk sosial, ia tidak dapat hidup sendiri dan mengekang dirinya dari manusia lainnya, setiap manusia harus berhubungan dengan manusia lainnya untuk bertahan hidup. Selain itu manusia harus berhubungan dengan manusia lainnya karena setiap manusia memiliki tujuan atau keinginan yang harus dipenuhi, untuk memenuhi keinginan tersebut setiap manusia tidak dapat melakukannya sendiri
            Namun, manusia dibumi ini sangatlah banyak tidak dapat seorang individu berhubungan dengan setiap manusia di bumi ini melainkan hanya dengan manusia terdekatnya saja, dengan intensitas berhubungan yang semakin tinggi maka sekelompok manusia disatu lingjkungan memiliki rasa saling menghargai yang tinggi, sekelompok manusia tersebut misu enganggap bahwa mereka satu karena mereka sudah sering berhubungan dan akhirnya menciptakan tingkah laku yang sama dan pada akhirnya seiring lamanya waktu terbentuklah suatu kebudayaan dan kebudayaan yang berlanjut terus menerus dapat membentuk peradaban.
            Disamping itu semua karena kebudayaan yan g terbentuk di dunia lebih dari satu tentu sering terbentur dengan konflik antar budaya dikarenakan adanya perbedaan setiap budaya. Seperti contohnya adalah kasus dari konflik di Myanmar antara Rohingya dan Pemerintah disana, dan hal itupun sampai ke Indonesia, banyak yang mengira bahwa konflik disana adalah konflik antara umat Islam dan Buddha, namun konflik disana lebih ke arah sosial dan kemanusian dimana hanya sebuah kebetulan agama yang dianut oleh kedua pihak adalah Islam dan Buddha.

Pemabahasan
Konflik Rohingya di Myanmar belum begitu jelas asal mulanya, banyak sekali informasi terkait pemicu dari konflik tersebut. Namun sumber yang sering beredar adalah tentang kasus pemerkosaan wanita Rohignya oleh pemuda suku Rakhine yang menjadi pemicu konflik yang berkepanjangan tersebut, hingga akhirnya meluas sampai sekarang. Konflik Rohingya terjadi sebelum kemerdekaan Myanmar pun sudah ada jadi dapat disimpulkan konflik ini sudah sangat lama sekali. Rohingya sendiri adalah suku muslim yang tidak diakui oleh Negara Myanmar jadi dapat dikata mereka adalah penduduk ilegal, selain Rohingya masih banyak suku yang tidak diakui di Myanmar, memang mayoritas agama suku rohingya adalah muslim, namun itu tidak perlu dipermasalahkan karena ada juga suku yang mayoritas muslim diakui di Myanmar. Karena sekali lagi konflik yang menimpa suku Rohingya bukanlah konflik agama.
Sangat disayangkan konflik yang terdapat di Rohingya dapat meluas bahkan sampai ke Indonesia, relasi kelompok Muslim dan Buddha  sempat terjadi berbagai konflik seperti penurunan Rupang Buddha Amitabha di Sumatera Utara. Terkait dengan konflik yang terjadi di Myanmar yang melibatkan Etnis Rohingya tidak perlu menjalar sisi negatifnya sampai ke Indonesia karena umat Buddha jika dipelajari mempunyai lima sila atau latihan yang harus dilatih setiap hari yang dinamakan Pancasila Buddhis, dan dari kelima sila tersebut sila yang paling utama dan diletakkan pertama adalah umat Buddha wajib melatih diri tidak melakukan penganiayaan dan pembunuhan kepada semua makhluk. Selain hal tersebut berbagai kelompok Buddhis di Indonesia juga telah mengambil sikap dan membuat pernyataan terkait konflik Rohingya, seperti yang dilakukan oleh berbagai pemuda lintas agama di daerah Cipayung, mereka yang tergabung dari Pemuda Kritesn, Muslim, Hindu dan tentu saja Buddha mendeklarasikan diri menolak konflik Rohingya yang terjadi di Myanmar, mereka juga mengingatkan sesuai Deklarasi HAM bahwa setiap Individu wajib menerima hak kewarganegaraan dan tidak ditolah dengan sewenang – wenangnya. Selain dari para pemuda, para Bhikkhu yang tergabung dalam KASI (Konferensi Sangha Agung Indonesia) juga membuat berbagai pernyataan sebagai berikut
1.      Keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian moril serta materiil yang besar. Konflik di Rakhine bukanlah konflik agama melainkan konflik sosial dan kemanusiaan.
2.      Menumbuhkan solidaritas kemanusiaan atas krisis Rakhine, Myanmar dengan mengedepankan cinta kasih bahwa korban maupun masyarakat yang terdampak sama-sama manusia setara dan serasa di hadapan Tuhan.
3.      Menghentikan kebencian dan tindak kekerasan agar tak semakin parah kerusakan yang diakibatkan.
4.      Mendesak Pemerintah Myanmar untuk memberikan perlindungan, bantuan, hak asasi dasar kepada masyarakat Rakhine.
5.      Menolak segala bentuk provokasi memperluas dan membawa isu konflik Rakhine ke Indonesia. Sebab ini dapat mengganggu kerukunan umat beragama di Indonesia.
6.      Menghimbau masyarakat Indonesia untuk dapat menyaring informasi yang beredar melalui media sosial dan tidak terprovokasi untuk menyebarkan kebencian. Kami sangat mengharapkan kepada Cyber Crime Polri dan BIN agar mendeteksi informasi berbentuk provokasi agar tak menyebar ke masyarakat.
7.      Kami sangat mengharapkan Pemerintah Indonesia untuk menjamin umat beragama untuk beribadah dengan tenang dan aman, serta menjamin keamanan rumah ibadah yang ada di Indonesia.
8.      Sangat perlu diingat bahwa tidak ada agama yang bisa dikaitkan dengan aksi terorisme. Sebab aksi tersebut tidak mencerminkan perilaku umat beragama. Peristiwa ini diharap jadi pendorong bersatunya umat beragama di indonesia bahkan dunia.
9.      Kami menghimbau umat beragama, terutama umat Budha untuk tidak terprovokasi. Sebagai umat beragama sudah selaiknya kita bersama-sama untuk menjaga kerukunan dan perdamaian umat beragama di Indoensia bahkan dunia.
10.  Kami, umat Buddha Indonesia yang menjunjung tinggi kerukunan dan perdamaian menyampaikan simpati atas penderitaan saudara-saudara kami pengungsi Rohingya dan masyarakat di Rakhine. Kami berdoa agar segala penderitaan mereka segera berakhir.

Berbagai elemen Buddha di Indonesia menyalahkan konflik di Myanmar yang berkaitan dengan hal – hal negatif seperti pembantaian, pmbunuhan da penganiayaan, tidak ada yang membela aksi negatif terkait konflik Rohingya, maka dari itu lebih baiknya jika umat Buddha dan Muslim di Indonesia dapat hidup lebih rukun dan tidak terprovokasi terkait dengan konflik yang terjadi di Myanmar dan alangkag lebih baiknya lagi jika keduanya antar Umat Muslim dan Buddha di Indonesia dapat melakukan aksi nyata seperti berdoa dan membantu secara nyata guna meringankan konflik di Myanmar tersebut.
Sumber

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar